Logo Bloomberg Technoz

Saat harga minyak kedelai naik, maka keuntungan beralih ke CPO menjadi meningkat. Pasalnya, kedua komoditas ini memang bisa saling menggantikan.

Traktor memindahkan hasil panen buah kelapa sawit di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia, Senin, 20 Juni 2022. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Kedua adalah pelemahan nilai tukar mata uang ringgit Malaysia. Kemarin, ringgit anjlok 1,38% di hadapan dolar AS.

Ketika mata uang Negeri Harimau Malaya terdepresiasi, maka CPO menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan CPO akan naik, harga pun terungkit.

Ketiga adalah tingginya permintaan, khususnya dari India. Pada Oktober, impor CPO India melambung 59% dibandingkan bulan sebelumnya karena musim perayaan hari-hari besar keagamaan.

India adalah negara importir CPO terbesar dunia. Jadi permintaan India akan sangat menentukan pembentukan harga.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO tegar di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 81,16.

RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Akan tetapi, RSI di atas 70 juga menjadi sinyal sudah tergolong jenuh beli (overbought).

Sinyal overbought makin terasa dengan indikator Stochastic RSI yang sudah menyentuh 100. Sudah paling tinggi, sangat jenuh beli.

Oleh karena itu, risiko koreksi akan selalu membayangi harga CPO. Maklum, kenaikan harganya juga sudah begitu tinggi.

Target support terdekat adalah MYR 4.898/ton. JIka tertembus, maka MYR 4.890/ton bisa menjadi target selanjutnya.

Adapun target resisten terdekat adalah MYR 4.933/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga CPO melesat ke arah MYR 4,342/ton.

(aji)

No more pages