Entitas usaha Pertamina tersebut juga mencatatkan total pendapatan sebesar US$306,02 juta (Rp4,82 triliun), atau turun 0,71% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, US$308,9 juta (Rp4,85 triliun).
Menurunnya pendapatan disebabkan oleh turunnya penjualan listrik dari aset uap panas bumi perseroan di area Ulubelu kepada PLN menjadi hanya US$53,63 juta (Rp844,8 miliar) dari sebelumnya, US$86,14 juta (Rp1,35 triliun), sekaligus menjadi aset yang mengoreksi penurunan terdalam.
Kemudian, penjualan listrik aset unit Lahendong juga terkoreksi menjadi US$31,31 juta (Rp493,3 miliar) dibandingkan sebelumnya yang sebesar US$60,71 juta (Rp956,4 miliar).
(ibn/dhf)
No more pages