”Kami terus mengawal investasi di sektor strategis yang memberikan nilai tambah, seperti penghiliran sumber daya mineral,” lanjutnya.
Pada kuartal pertama tahun ini, realisasi PMA didominasi oleh sektor manufaktur –khususnya industri logam– dengan nilai US$2,9 miliar.
Dari sisi sebaran realisasi investasi pada kuartal I-2023, luar Pulau Jawa masih terus mendominasi dengan kontribusi Rp172,9 triliun atau 52,6% dari total capaian realisasi investasi. Angka ini meningkat 16,3% yoy.
Untuk total realisasi investasi tertinggi masih dipegang oleh Jawa Barat dengan Rp50 triliun, diikuti oleh DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, dan Banten.
Khusus untuk capaian realisasi PMA, provinsi Sulawesi Tengah kembali berhasil mencatatkan sebagai lokasi dengan realisasi tertinggi yaituUS$1,9 miliar dan kemudian diikuti oleh Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, serta Riau.
Sementara itu, untuk realisasi PMDN, provinsi Jawa Barat mencatatkan realisasi tertinggi sebesar Rp21,9 triliun dan diikuti oleh DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Riau.
“Sebaran investasi ke luar Jawa terlihat di sini. Sulawasi Tengah tertinggi dan Riau masuk dalam 5 besar lokasi PMA, kemudian di peringkat 5 besar lokasi PMDN ada Kalimantan Timur dan Riau. Kementerian Investasi terus mendorong pertumbuhan investasi berkualitas yang Indonesia sentris. Kita dorong penciptaan kawasan-kawasan ekonomi baru,” kata Bahlil.
Berdasarkan sektor usaha, lima besar realisasi investasi berasal dari sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatan Rp46,7 triliun; diikuti sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp36,1 triliun; sektor pertambangan Rp33,5 triliun; sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp27,9 triliun; serta sektor industri kimia dan farmasi Rp22,6 triliun. Secara keseluruhan, sektor industri pengolahan berkontribusi sebesar 42,5% dari total capaian realisasi investasi kuartal I-2023.
Berdasarkan asal negara, realisasi investasi kuartal I-2023 didominasi oleh Singapura US$4,3 miliar; disusul oleh Hong Kong, China US$1,5 miliar; kemudian China US$1,2 miliar; Jepang US$1,0 miliar; dan Amerika Serikat US$0,8 miliar.
(ibn/wdh)