Logo Bloomberg Technoz

Berikut daftar 7 orang terkaya di Indonesia terbaru berdasarkan Bloomberg Billionaires (Rich) Index dengan data 6 November 2024,

1. Budi Hartono

Budi Hartono berhasil berada di peringkat teratas nomor 1 orang terkaya di Indonesia, sekaligus menjadi orang terkaya ke-77 di dunia. Dengan jumlah kekayaannya yang mencapai US$25,2 miliar (Rp397,22 triliun).

Kekayaan Budi Hartono berasal dari Grup Djarum, kemudian juga berasal dari bisnis yang diarahkannya lewat Perusahaan induk Dwimuria Investama Andalan.

Budi Hartono (Rumahinovasi.net/diolah)

Berdasarkan catatan Bloomberg, melalui Perusahaan induk itu Budi Hartono menggenggam 29% saham Bank Central Asia (Saham BBCA). Kekayaannya juga bersumber dari operator menara telekomunikasi Sarana Menara Nusantara (TOWR) melalui Sapta Adhikari Investama.

Budi Hartono juga menggenggam 37% saham Global Digital Niaga (BELI) sebagai bagian dari Grup Djarum, dengan e-commerce Blibli.

Adapun aset kekayaan Budi Hartono saat ini ditempatkan kepada sejumlah saham, yaitu saham BBCA mencapai US$23,7  miliar (Rp373,57 triliun), saham BELI senilai US$1,3 miliar (Rp20,49 triliun), dan juga pada saham TOWR sejumlah US$754,4 juta (Rp11,89 triliun).

Sejak awal tahun kekayaan Budi Hartono bertambah hingga melesat 9,6% atau mengalami kenaikan senilai mencapai US$2,2 miliar (Rp34,67 triliun).

2. Low Tuck Kwong

Low Tuck Kwong yang merupakan pemilik Bayan Resources (BYAN) sepaham Perusahaan batu bara terbesar di Indonesia saat ini menempati peringkat ke-82 orang terkaya di dunia, meskipun kekayaannya menguap mencapai US$3,6 miliar (Rp56,74 triliun), yang kehilangan 12,8% point-to-point menjadi ada di angka kekayaan US$24,5 miliar (Rp386,18 triliun).

Dengan itu, Low Tuck Kwong harus puas finish di posisi ke-2 orang terkaya di Indonesia per November 2024.

Low Tuck Kwong, Direktur Utama Bayan Resources. Foto: Ahmad Zamroni/Forbes Indonesia

Sumber kekayaan Low Tuck Kwong sejatinya juga berasal dari Perusahaan yang bergerak di bidang Energi Baru Terbarukan yang ada di Singapura, Metis Energy, yang sebelumnya disebut Manhattan Resources.

Berdasarkan data Bloomberg, Low Tuck Kwong saat ini menggenggam 40,16% saham Bayan Resources (BYAN) langsung. Kekayaannya juga berasal dari Perusahaan penyedia jasa penambangan, Samindo Resources (MYOH) dengan jumlah kepemilikan saham mencapai 14,18%.

3. Michael Hartono

Pada posisi orang terkaya ke-3 di Indonesia ditempati oleh saudara Budi, yaitu Michael Hartono yang juga dari Grup Djarum. Kekayaannya mencapai US$23,5 miliar (Rp370,42 triliun) menempatkan Michael Hartono di urutan 89 orang terkaya di dunia versi Bloomberg Billionaires (Rich) Index November 2024.

Bersama dengan saudaranya, kekayaan Michael Hartono juga berasal dari bisnis yang dipimpin melalui Perusahaan induk, Dwimuria Investama Andalan.

Melalui Perusahaan tersebut, Michael Hartono menggenggam 28% saham Bank BCA, yang merupakan bank terbesar di Indonesia dengan nilai total aset mencapai Rp1.433,7 triliun. Michael juga merupakan pemilik atas operator menara telekomunikasi TOWR melalui Sapta Adhikari Investama, dengan 29% saham.

Michael Hartono. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Adapun sejak awal tahun, harta Michael Hartono mencatat kenaikan 7,7% mencapai US$1,7 miliar (Rp26,79 triliun) menjadi US$23,5 miliar (Rp370,42 triliun).

Dengan hasil tersebut di sepanjang tahun 2024 dengan jumlah harta kekayaan itu, kekayaan Michael Hartono amat solid dan unggul dari total harta kekayaan Prajogo Pangestu.

4. Prajogo Pangestu

Sampai dengan saat ini, Prajogo Pangestu harus berpuas diri ada di posisi ke-4 di deretan orang terkaya di Indonesia. Ia juga meraih peringkat ke-91 sebagai orang terkaya di dunia. Di Asia sendiri, Prajogo menempati urutan ke-26.

Prajogo Pangestu pemilik grup Barito Pacific Perusahaan petrokimia dan energi panas bumi salah satu yang terbesar di Indonesia. Perusahaan yang berfundamental di Jakarta ini juga mengendalikan pembangkit tenaga listrik ternama.

Berdasarkan data Bloomberg terbaru, kekayaannya juga berasal dari grup yang mencakup Perusahaan ternama lainnya seperti Barito Renewables Energy, Petrindo Jaya Kreasi, dan Chandra Asri Petrochemical.

Prajogo Pangestu. (Sumber: Bloomberg)

Prajogo Pangestu menguasai 70,90% saham BRPT secara langsung. Beliau juga memiliki 5,06% saham Chandra Asri Petrochemical yang tercatat atas namanya langsung.

Prajogo juga menguasai 84,97% saham Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) yang berjaya usai melangsungkan IPO pada Maret 2023 yang lalu. Ia juga menguasai Barito Renewables Energy (Saham BREN) yang listing pada 9 Oktober di tahun lalu.

Prajogo Pangestu saat ini memiliki jumlah kekayaan mencapai US$22,8 miliar (Rp359,39 triliun).

Seiringan dengan terpelesetnya peringkat ke nomor 4 orang terkaya di Indonesia, harta Prajogo Pangestu sejak awal tahun menyusut hingga 26,4% dengan catatan US$8,2 miliar (Rp129,25 triliun).

5. Sukanto Tanoto

Sukanto Tanoto yang merupakan pendiri Royal Golden Eagle, sebuah konglomerat manufaktur yang memiliki aset lebih dari Rp551 triliun, berdasarkan data Bloomberg.

Grup yang berbasis di Singapura ini memiliki perkebunan kelapa sawit dan kayu, fasilitas gas alam, dan pabrik tekstil. Kantor keluarga Tanoto, Pacific Eagle, juga memiliki properti di London, Singapura, Shanghai, dan Munich.

Dengan berbagai aset dan sumber kekayaan tersebut, Sukanto berhasil menempati peringkat ke-106 orang terkaya di seluruh dunia, meskipun kekayaannya menguap US$1,8 miliar (Rp28,37 triliun), yang terpangkas 8% ptp hingga ada di angka kekayaan US$20,4 miliar (Rp321,56 triliun).

Sukanto Tanoto (Dok. Tanoto Foundation/Diolah)

Sumber kekayaan Sukanto berasal dari berbagai Perusahaan unggulan, seperti Apical, yang bergerak di perdagangan minyak sawit, dan Sateri, perusahaan yang memproduksi serat viscose, 

Yang menarik, Vinda International Holdings Limited, Perusahaan kebersihan unggulan di Asia yang memproduksi dan menjual produk-produk kebersihan sekaligus perusahaan popok dan tisu berbasis di Hong Kong, bersiap untuk menyelesaikan pengambilalihan oleh Royal Golden Eagle milik konglomerat Indonesia, Sukanto. Hingga saat ini perusahaan-perusahaan tersebut menjadi sumber pundi-pundi kekayaannya.

Kesimpulannya, Sukanto  merupakan pendiri dan chairman RGE, kelompok perusahaan global di bidang manufaktur berbasis sumber daya. Melalui berbagai Perusahaan, kelompok bisnis ini mencakup empat bidang operasional utama dan telah mempekerjakan lebih dari 80.000 karyawan.

6. Anthoni Salim

Pemilik Group Indofood dan juga Bos dari Group Salim, Anthoni Salim bertengger pada urutan ke-6 orang terkaya di Indonesia, dan merupakan pemilik urutan 176 orang terkaya di dunia.

Kekayaannya mencapai US$13,7 miliar (Rp215,95 triliun). Adapun di sepanjang tahun nilai kekayaan Anthoni Salim bertambah US$3,7 miliar (Rp58,32 triliun) atau setara kenaikan 36,9% YtD.

Grup Indofood merupakan Perusahaan pembuat mie instan terbesar di Indonesia, dan salah satu terbesar di dunia. Anthoni Salim juga memiliki saham di First Pacific, Gallant Venture, China Minzhong Food, DCI Indonesia, Bank Ina, Elang Mahkota Teknologi, dan jaringan bisnis ritel pada Indoritel Makmur.

Presiden Direktur dan CEO PT Indofood CBP Sukses Makmur, Anthoni Salim. (Yuriko Nakao/Bloomberg)

Mayoritas kekayaan Anthoni Salim berasal dari kepemilikannya di Amman Mineral Internasional (AMMN) Perusahaan pertambangan tembaga dan emas terpenting di dunia, yang dipegangnya melalui Sumber Gemilang dan Pesona Sukses.

Adapun Anthoni Salim memegang 24% saham Sumber Gemilang Persada, yang juga mengantongi 32% saham Amman. Dia juga memiliki 100% saham Persona Sukses, yang menguasai 6,5% saham Amman. 

Jumlah kekayaan Anthoni Salim yang meningkat cepat merupakan efek langsung dari kenaikan harga saham Amman Mineral yang menghasilkan peningkatan valuasi lebih dari US$4 miliar.

7. Sri Prakash Lohia

Sepanjang tahun berjalan, harta pemilik perusahaan grup Indorama ini tumbuh US$1,8 miliar (Rp28,37 triliun), meningkat 24,4% menjadi US$9,2 miliar atau setara dengan Rp145,01 triliun.

Dengan harta sebesar itu, Sri Prakash Lohia menempati urutan ke-302 orang terkaya di dunia, dan ke-7 di Indonesia.

Presiden Komisaris PT. Indo-Rama Synthetics Tbk, Sri Prakash Lohia. (Tangkapan Layar via Laporan Tahunan 2013 PT. Indo-Rama Synthetics Tbk)

Grup Indorama, merupakan sebuah Perusahaan induk yang bermarkas di Singapura, di bisnis unggulan pada tekstil, polyester, sarung tangan medis, dan benang, juga bahan kimia industri, termasuk di dalamnya pupuk. Grup Indorama telah berhasil mengoperasikan manufaktur di 35 negara.

Sri Prakash Lohia mempunyai 32% saham dari Indorama Ventures yang berkedudukan di Bangkok, melalui Perusahaan induk, menurut laman resmi Perusahaan. Ia juga memiliki 92% Perusahaan polyester Indorama Synthetics, berdasarkan data terbaru pada Agustus 2024.

(fad/aji)

No more pages