Logo Bloomberg Technoz

Ekspor Indonesia ke AS sepanjang Januari-Agustus 2024 mencapai US$16,9 triliun atau setara sekitar Rp267 triliun.

Jika disetahunkan, nilai ekspor RI ke AS diperkirakan mencapai Rp399,74 triliun. Perkiraan ini meningkat 9,4% secara tahunan dibanding realisasi tahun lalu, US$23,1 miliar.

Capres AS Donald Trump saat acara malam pemilihannya di Palm Beach Convention Center, Florida, AS, Rabu (6/11/2024). (Eva Marie Uzcategui/Bloomberg)

Angka itu menunjukkan AS merupakan pasar ekspor RI terbesar kedua setelah China.

Jika ditelisik lebih jauh lagi, AS merupakan sumber surplus perdagangan kedua terbesar RI. Surplus tahun ini diperkirakan mencapai US$13,5 miliar, naik 17% dibanding realisasi tahun lalu.

Perlu dicatat bahwa perdagangan neto atau net trade yang menentukan surplus perdagangan merupakan indikator yang baik untuk mengukur dampak pada pertumbuhan PDB karena tidak hanya memperhitungkan kontribusi positif dari ekspor, tetapi juga dampak negatif dari impor.

"Dengan demikian, setiap perlambatan atau kerugian dari pasar AS akan sangat merugikan perekonomian Indonesia yang dapat menghambat prospek pertumbuhan lapangan kerja," jelas Alvin.

Dengan pengenaan tarif 20% saja, perusahaan di AS perlu membayar tambahan US$5 miliar setiap tahun untuk barang-barang impor dari Indonesia. Tambahan ini menggunakan asumsi nilai impor dari RI sebesar US$25 miliar per tahun.

"Pertanyaannya sekarang adalah, apakah perusahaan di AS bisa mentransmisikan beban tarif itu dengan menaikkan harga jual produk ke konsumen? Jika tidak, perusahaan AS akan menurunkan permintaan [impor], sehingga akan memukul penjualan dan keuntungan perusahaan Indonesia," tutur Alvin.

Memicu Keluarnya Arus Dana Asing

Trump terkenal dengan kebijakannya yang proteksionis terhadap perekonomian AS. Ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor asing.

Kekhawatiran itu juga yang mendorong investor asing cenderung melakukan aksi jual.

"Perbankan di Indonesia, terutama saham-saham besar seperti BBRI, BMRI, dan BBCA, mengalami tekanan jual, yang mungkin akan terus terjadi jika situasi ini berlanjut. Sentimen negatif ini disebabkan oleh ekspektasi para investor bahwa kebijakan Trump akan memprioritaskan pasar domestik Amerika, mengurangi ketergantungan pada pasar negara berkembang, termasuk Indonesia," terang Founder Stocknow.id, Rabu (6/11/2024).

Di sisi lain, grup bisnis Hary Tanoesoedibjo (HT) diperkirakan akan mendapat keuntungan dari kemenangan Trump. Kedekatan personal antara HT dan Trump bisa menjadi pintu bagi Grup MNC untuk mendapatkan akses atau dukungan dalam berbagai proyek. 

Seperti yang sudah diketahui, kedekatan HT dengan Trump bukanlah hal baru dan sudah terbukti dalam kolaborasi mereka sebelumnya di berbagai proyek properti dan investasi lainnya. 

Oleh karena itu, saham-saham di bawah Grup MNC, seperti KPIG, MNCN mungkin berpotensi untuk merespons secara positif kemenangan Trump, terutama jika ekspektasi akan proyek-proyek strategis atau kerja sama baru meningkat.

"Secara keseluruhan, kemenangan Trump dapat memengaruhi pasar Indonesia dengan dua sisi yang berbeda. Di satu sisi, ada sektor-sektor yang tertekan, seperti perbankan dan komoditas. Di sisi lain, ada kelompok bisnis yang diuntungkan secara langsung, seperti Grup MNC, yang dapat memanfaatkan peluang dari hubungan baik dengan Trump untuk memperkuat posisi mereka di pasar lokal maupun internasional."

(red)

No more pages