Logo Bloomberg Technoz

BI Waspadai Efek Pilpres AS yang Seret Rupiah Makin Lemah

Redaksi
06 November 2024 15:21

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengumumkan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Mei 2024 di Jakarta, Rabu (22/5/2024). (Dimas Ardian/Bloomberg)
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengumumkan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Mei 2024 di Jakarta, Rabu (22/5/2024). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia akan merespon hati-hati seiring peningkatan tekanan pasar yang telah menyeret nilai rupiah, harga saham juga surat utang negara, merespon hasil Pilpres Amerika Serikat (AS) yang sejauh ini telah diklaim oleh Donald Trump, kandidat dari Partai Republik.

Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung DPR-RI siang ini menyatakan, melansir Bloomberg News, kebijakan moneter akan fokus pada mempertahankan stabilitas nilai tukar dalam jangka pendek. Hal itu melontarkan sinyal bahwa kemungkinan BI rate masih akan ditahan dalam Rapat Dewan Gubernur pekan depan.

BI masih mencermati hasil Pilpres AS, di mana sejauh ini Trump memimpin perolehan suara hingga memantik lonjakan nilai dolar AS dan kenaikan tingkat imbal hasil Treasury, surat utang AS.

"Kami masih melihat perkembangan Pilpres AS di mana hasil sementara sejauh ini menunjukkan bahwa Donald Trump memimpin perolehan suara. Kami melihat dolar AS akan tetap kuat, yield US Treasury dan bunga acuan akan tetap tinggi dan perang dagang akan berlanjut," kata Perry.

Ketegangan geopolitik juga masih tinggi memicu ketidakpastian yang masih besar di pasar keuangan. "Dinamika itu akan berpengaruh pada semua negara khususnya pasar negara berkembang dan Indonesia dalam hal tekanan pada nilai tukar, arus modal asing dan ketidakpastian pasar keuangan. Ini adalah hal-hal yang perlu kami respon secara hati-hati," jelas Perry.