Logo Bloomberg Technoz

Steven T Dennis - Bloomberg News

Bloomberg, Partai Republik memenangkan kendali Senat Amerika Serikat (AS) di tengah serangkaian kemenangan oleh sekutu Donald Trump. Kemenangan ini memberikan Grand Old Party (GOP) — sebutan Partai Republik — pengaruh yang kuat dalam pertarungan pajak dan pengeluaran berisiko tinggi dan keputusan akhir dalam nominasi eksekutif dan yudisial presiden berikutnya.

GOP mengalahkan Ketua Perbankan Sherrod Brown di Ohio, menangkis tantangan berat yang tak terduga dari Deb Fischer dari Nebraska, dan merebut kursi Senat yang masih kosong di Virginia Barat, memberikan mereka setidaknya 51 kursi di Senat yang beranggotakan 100 orang.

Kontrol Partai Republik di Senat, yang diproyeksikan Associated Press, kemungkinan besar akan menghancurkan harapan kaum progresif untuk secara dramatis mengalihkan beban perpajakan AS ke perusahaan dan individu kaya karena ketentuan senilai triliunan dolar dalam undang-undang (UU) pajak 2017 berakhir akhir tahun depan.

Prospek kemenangan Trump yang semakin besar memicu aksi jual tajam di pasar obligasi. Para trader berspekulasi bahwa kebijakan pemotongan pajak dan tarif akan memicu tekanan inflasi dan membuat suku bunga tetap tinggi.

UU perpajakan yang baru memerlukan persetujuan dari Senat yang dipimpin GOP. Namun, keseimbangan kekuatan dalam perdebatan mengenai cari menangani berakhirnya pemotongan pajak masih bergantung pada partai mana yang menguasai kursi kepresidenan dan DPR AS.

Hasil Senat muncul karena Gedung Putih dan kendali DPR AS masih terlalu sulit untuk diprediksi.

Partai Demokrat memasuki Pemilu dengan mayoritas Senat yang tipis dan harus mempertahankan lebih banyak kursi daripada Partai Republik dalam siklus Pemilu kali ini, termasuk tiga negara bagian yang dimenangkan dua kali oleh Trump dan beberapa negara bagian  yang direbutnya pada 2016. Hanya sepertiga dari Senat yang akan dipilih kembali karena para anggotanya menjabat selama enam tahun.

Harapan Partai Demokrat untuk mengalahkan Texas dan Florida dengan cepat sirna karena petahana dari Partai Republik, Ted Cruz dan Rick Scott kembali memenangkan Pemilu. Namun, Partai Demokrat berhasil menangkis tantangan di Maryland dari Larry Hogan dari Partai Republik dengan kemenangan Angela Alsobrooks.

Partai Republik berkampanye untuk menggulingkan Partai Demokrat dengan menyalahkan mereka atas lonjakan biaya hidup dan penyeberangan perbatasan ilegal di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden.

Senat Partai Demokrat berkepentingan untuk meloloskan agenda Biden pada dua tahun pertama pemerintahannya, termasuk triliunan dolar dalam bentuk stimulus dan investasi di bidang manufaktur semikonduktor, infrastruktur, dan UU iklim yang menjdai ciri khasnya.

Terpecah Belah

Partai Republik mengatakan mereka berniat untuk memotong UU iklim Biden, membatalkan peraturan tentang produksi energi, memperkuat perbatasan AS dengan Meksiko, dan memperpanjang keringanan pajak Trump tahun 2017.

Namun, GOP terpecah belah dalam hal anggaran dan isu-isu kebijakan luar negeri, termasuk pendanaan untuk Ukraina. Perpecahan tersebut, dan aturan filibuster Senat yang membutuhkan 60 suara untuk meloloskan sebagian besar UU, akan membutuhkan kerja sama dengan Partai Demokrat yang minoritas.

Mitch McConnell, yang memegang rekor sebagai pemimpin partai Senat dengan masa jabatan terlama, mengatakan bahwa ia akan mengundurkan diri dari jabatannya. Anggota Partai Republik yang bermimpi menduduki jabatan tersebut, yakni orang nomor 2 di McConnell — John Thune dari South Dakota — dan John Cornyn dari Texas.

Kedua pria itu pernah mengkritik Trump dan mendukung bantuan untuk Ukraina. Hal itu memberi ruang bagi calon penantang potensil yang lebih sejalan dengan Trump, seperti Scott dari Florida.

(bbn)

No more pages