Kedutaan Besar Rusia di Washington menanggapi tuduhan itu, menyebutnya sebagai "fitnah jahat." Dalam sebuah pernyataan, kedutaan menegaskan, "Rusia tidak pernah ikut campur dan tidak akan mencampuri urusan dalam negeri negara lain, termasuk Amerika Serikat. Seperti yang telah berulang kali ditegaskan oleh Presiden Vladimir Putin, kami menghormati keinginan rakyat Amerika."
Di Wisconsin, Ann Jacobs, kepala Komisi Pemilihan Umum (KPU) negara bagian, mengatakan ancaman bom palsu dikirim ke dua lokasi pemungutan suara di Madison, tetapi tidak mengganggu proses pemungutan suara. Di Michigan, juru bicara Jocelyn Benson, sekretaris negara bagian Demokrat, melaporkan ancaman di beberapa lokasi, meski tidak ada yang dianggap kredibel.
Seorang pejabat FBI mengungkapkan bahwa Georgia menerima puluhan ancaman, sebagian besar menargetkan Fulton County, yang meliputi sebagian besar Atlanta, wilayah basis Partai Demokrat. Polisi di DeKalb County, basis Demokrat lainnya, juga menanggapi delapan ancaman bom, termasuk enam tempat pemungutan suara yang harus dievakuasi. Meskipun begitu, tidak ada bom yang ditemukan, dan pejabat setempat mencari perintah darurat untuk memperpanjang jam buka tempat pemungutan suara.
Seorang pejabat senior dari kantor Raffensperger, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan ancaman tersebut dikirim dari alamat email yang sebelumnya digunakan oleh orang Rusia yang mencoba mencampuri pemilu AS. "Kemungkinan besar itu Rusia," kata pejabat itu, menambahkan bahwa ancaman dikirim ke media AS dan lokasi pemungutan suara.
Di Arizona, Adrian Fontes, sekretaris negara bagian Demokrat, mengatakan empat ancaman bom palsu menargetkan tempat pemungutan suara di Navajo County, yang mencakup tiga suku asli Amerika.
Di Pennsylvania, seorang hakim di Clearfield County memperpanjang jam pemungutan suara hingga pukul 9 malam setelah ancaman bom di tempat penghitungan suara mengganggu proses. Gubernur dari Partai Demokrat Josh Shapiro mengatakan beberapa ancaman telah diselidiki dan tidak ada yang terbukti kredibel, meskipun ia tidak menyebut Rusia secara langsung.
Ancaman bom palsu ini menjadi yang terbaru dalam dugaan campur tangan Rusia di pemilihan 2024. Pada 1 November, pejabat intelijen AS memperingatkan bahwa aktor Rusia membuat video palsu yang menunjukkan warga Haiti memberikan suara secara ilegal di Georgia. Mereka juga menemukan video palsu yang menuduh seseorang terkait dengan pasangan calon presiden Harris menerima suap.
Rusia sebelumnya dituduh mencampuri pemilu AS, terutama pemilihan 2016 yang dimenangkan oleh Trump melawan kandidat dari Partai Demokrat Hillary Clinton.
(del)