Logo Bloomberg Technoz

Pada kuartal IV-2024 saja, arus keluar modal asing telah mencapai US$ 695,3 juta quarter-to-date, membawa nilai capital inflows sepanjang tahun berkurang tinggal sebesar US$2,55 miliar.

Rupiah mengalami kinerja terburuk bulanan pada Oktober, terburuk setelah kejatuhan pada Maret 2020 silam (Bloomberg)

Jadi, kendati tingkat inflasi saat ini sudah berada di level terendah sejak 2021 ditambah pertumbuhan ekonomi juga melemah ke posisi terburuk setahun terakhir, BI kemungkinan masih akan menahan BI Rate dan berupaya menarik modal asing masuk dengan mengerek tingkat bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Pada lelang SRBI terakhir, bunga SRBI-12M sudah di 7,05%. Bila tekanan terus berlanjut pasca hasil Pilpres AS ternyata memenangkan Trump, yang sejauh ini sudah memimpin dengan 230 electoral votes pada pukul 12:10 WIB, bukan tidak mungkin BI akan memperbanyak jadwal lelang SRBI seperti semula yakni dua kali sepekan dengan tren bunga diskonto yang terus naik tinggi.

Dua bank investasi asing, Citigroup dan Barclays, memperkirakan BI masih akan menahan lagi BI Rate di level saat ini, dalam RDG pekan depan.

"Dalam dua RDG terakhir, BI menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi butuh dukungan. Namun, arah bunga acuan masih bergantung pada outlook Neraca Pembayaran yang saat ini banyak disetir oleh perkembangan pasar global khususnya terkait hasil Pilpres AS," kata Helmi Arman, Ekonom Citigroup, seperti dilansir oleh Bloomberg

Macro Strategist Mega Capital Sekuritas Lionel Priyadi menambahkan, ada potensi pelebaran defisit transaksi berjalan hingga sebesar -0,75% dari PDB pada kuartal III, makin lebar dibanding kuartal II sebesar -0,58% akibat berlanjutnya overheating perekonomian domestik.

"Kami melihat ada peningkatan risiko terjadinya twin deficit. Masalah defisit kembar yang semakin parah akan meningkatkan volatilitas rupiah, yang pada gilirannya akan mempersulit arah penurunan suku bunga BI di masa depan," kata Lionel.

Apabila volatilitas pasar global tidak berkurang setelah Pilpres AS dan proyeksi penurunan bunga The Fed pada esok hari, BI kemungkinan akan menunda penurunan suku bunga di bulan November untuk mempertahankan pergerakan rupiah pada kisaran Rp15.300-15.700/US$.

Stimulus Fiskal

Perekonomian domestik sejatinya membutuhkan stimulus lebih besar setelah kinerja pada kuartal III-2024 menunjukkan pertumbuhan turun ke level terendah setahun terakhir akibat konsumsi rumah tangga yang makin melemah. Menurunkan BI rate bisa jadi bentuk stimulasi pada perekonomian agar bisa kembali bangkit.

Belanja rumah tangga melemah, hanya tumbuh 4,91% year-on-year pada kuartal III-2024. Berkaca pada data historis, pelemahan belanja rumah tangga itu akan berlanjut di kuartal terakhir ini kendati ada libur nasional perayaan Natal dan Tahun Baru pada Desember. Dalam lima tahun terakhir atau sejak 2019, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal IV tidak pernah berhasil menyentuh 5%. 

Pengunjung melihat sepatu di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Barat, Minggu (14/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu menyatakan, setelah pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto membahas tentang pertumbuhan ekonomi yang melemah, pemerintah berencana menyiapkan sejumlah kebijakan untuk membangkitkan lagi daya beli masyarakat, termasuk kelas menengah, yang bisa diterapkan pada kuartal ini.

"Harga makanan relatif mahal dan kami khawatir bahwa inflasi akan meningkat bila harga minyak dunia naik," kata Mari Elka, dilansir dari Bloomberg.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers kemarin, pasca data pertumbuhan ekonomi dilaporkan lebih rendah ketimbang ekspektasi, menyatakan, pemerintah menyiapkan insentif untuk investasi-investasi di sektor padat karya.

"Pemerintah juga sedang mempersiapkan pemanfaatan dana dari jaminan kecelakaan kerja dan mendorong kewirausahaan melalui KUR [Kelompok Usaha Rakyat],” kata Airlangga.

Selain itu, beberapa kebijakan insentif fiskal yang sebelumnya sudah diberikan, juga akan dilanjutkan. Di antaranya adalah, Pajak Pertambahan Nilai (PPn) Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk sektor properti, PPnBM kendaraan listrik, penambahan kuota rumah subsidi, hingga perbaikan pemanfaatan kehilangan kerja.

Ketenagakerjaan Memburuk

Perekonomian RI yang makin melemah terutama juga karena kondisi manufaktur yang masih terpuruk. Aktivitas manufaktur Indonesia masih terjebak di zona kontraksi dalam empat bulan beruntun. Sektor-sektor industri yang menyerap tenaga kerja terbesar seperti industri tekstil juga alas kaki, mengalami penurunan tajam akibat pelemahan permintaan domestik maupun ekspor.

Tak ayal, angka pemutusan hubungan kerja (PHK) terus meroket di mana pada Oktober angkanya sudah melonjak 31% year-on-year, hampir mencapai 60.000 PHK. 

Meski pemerintah melaporkan Tingkat Pengangguran Terbuka turun yakni jadi 4,91%, namun penting untuk dicermati bahwa angka Setengah Pengangguran (underemployment) naik ke level 8% dari tadinya baru sebesar 6,68%. 

Tingkat Setengah Pengangguran menjadi yang tertinggi sejak Agustus 2021 ketika persentasenya mencapai 8,71%.

"Hal ini berarti dari 100 penduduk bekerja terdapat sekitar 8 orang yang termasuk setengah penganggur. Dibandingkan Agustus 2023, tingkat setengah pengangguran mengalami kenaikan sebesar 1,32 poin persentase," kata laporan BPS.

(rui/aji)

No more pages