Menurut Vanda, proyek Sorowako Limonite (SLO/Sorlim) saat ini sedang mengalami perkembangan signifikan di berbagai area kerja. Seiring dengan bertambahnya jumlah karyawan, area kerja Sorlim juga telah diperluas.
Status Perizinan
Vanda menambahkan perizinan untuk proyek ini mencapai tahap persetujuan dokumen re-open pada November, yang memungkinkan dimulainya operasi penambangan di lokasi yang telah direncanakan.
Selain itu, PT Vale IGP SLO baru saja mendatangkan empat unit Haul Truck 777 dari Pelabuhan Balantang, Malili, yang masing-masing dua unit tiba pada 16 dan 17 Oktober.
Truk-truk ini akan memainkan peran penting dalam pengangkutan bijih limonit ke area penyimpanan, sekaligus mendukung peningkatan jarak angkut dari areal penambangan.
"Perseroan terus berkoordinasi dengan pemerintah, termasuk Kementerian ESDM, untuk memastikan semua komitmen investasi yang telah disepakati dapat berjalan sesuai rencana. Mereka mungkin akan menegaskan kembali transparansi dalam pelaporan perkembangan proyek Vale," ujarnya.
Dalam laporan terbaru, BPK sebelumnya memberikan catatan terhadap komitmen investasi Vale melalui dua hal.
Pertama, ketidakjelasan waktu penyelesaian kewajiban pengembangan pabrik pemurnian atau smelter Sorowako, pembangunan fasilitas pengolahan hilir di Bahadopi, serta fasilitas pengolahan dan pemurnian di Pomalaa yang menjadi komitmen Vale pada saat pengakhiran KK terkait.
“Kedua, pelaksanaan komitmen investasi Vale berupa pembangunan pabrik pengolahan nikel di Sulawesi Tengah dan fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel di Sulawesi Tenggara belum direalisasikan secara signifikan,” tulis BPK dalam laporan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I-2024, dilansir jelang akhir Oktober.
(dov/wdh)