Logo Bloomberg Technoz

Sentimen yang menggerakkan pasar emas adalah Pemilihan Presiden (Pilpres) di Amerika Serikat (AS). Pada 5 November waktu setempat, rakyat Negeri Paman Sam memilih pemimpin mereka untuk 4 tahun ke depan.

Dua kandidat, Kamala Harris dan Donald Trump, bersaing ketat. Berbagai polling menunjukkan keduanya hampir sama kuat.

“Perubahan dalam polling dan prediksi melahirkan pandangan bahwa pilpres kali ini sangat ketat, paling ketat dibandingkan yang lalu-lalu. Jadi akan ada volatilitas yang tinggi hingga hasil pilpres resmi diumumkan,” kata Ian Lyngen, Head of US Rates Strategy di BMO Capital Market, dalam risetnya.

Berdasarkan perhitungan sementara, Trump unggul atas Harris dalam mencari 270 electoral votes. Trump unggul dengan 95 suara, sementara Harris 35 suara.

Perkembangan Pilpres AS (Sumber: Bloomberg)

Sejauh ini, perkembangan Pilpres AS sejalan dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan Trump akan keluar sebagai pemenang. Dengan jejak rekamnya yang agresif, Trump diperkirakan bakal ‘galak’ ke berbagai negara dengan pemberlakuan bea masuk untuk produk impor yang masuk ke AS.

Akibatnya, harga barang dan jasa akan naik alias terjadi tekanan inflasi. Emas sudah lama dikenal sebagai sarana lindung nilai (hedging) terhadap inflasi. Jadi permintaan emas akan tinggi dan harga pun naik.

(aji)

No more pages