Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) jatuh pada perdagangan kemarin. Maklum, kenaikan harga CPO sudah terlalu tinggi sehingga menggoda investor untuk mencairkan cuan alias profit taking.

Pada Selasa (5/11/2024), harga CPO di Bursa Malaysia untuk kontrak pengiriman Januari ditutup di MYR 4.805/ton. Anjlok 1,76% dibandingkan hari sebelumnya.

“Kita melihat profit taking di sini. Secara umum, fundamental CPO masih relatif stabil,” tegas Paramalingam Supramaniam, Direktur di Pelindung Bestari, seperti diberitakan Bloomberg News.

Ya, harga CPO memang sudah naik begitu tinggi, Buktinya, harga CPO masih membukukan kenaikan  10,59% dalam sebulan terakhir meski kemarin terpangkas.

Jadi, keuntungan yang bisa didapat memang sudah lumayan. Tidak heran tentu akan ada saatnya investor mencairkan keuntungan tersebut. 

Saat itu terjadi, CPO akan mengalami tekanan jual. Harga pun terpental.

Perkebunan sawit di Kalimantan Tengah./Bloomberg-Muhammad Fadli

Selain faktor profit taking, koreksi harga CPO juga dipengaruhi oleh minyak nabati lainnya. Kemarin, harga minyak kedelai di bursa Dalian (China) turun 0,74%. Sementara di Chicago Board of Trade (Amerika Serikat/AS) harga berkurang 0,44%.

Sedangkan harga minyak rapeseed turun 0,82%. Saat harga minyak nabati pesaing makin murah, maka keuntungan untuk menggunakan CPO akan berkurang. Sebab, berbagai komoditas tersebut bisa saling menggantikan.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO masih nyaman di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 81,16.

RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun RSI di atas 70 juga merupakan sinyal sudah tergolong jenuh beli (overbought).

Sinyal overbought makin kental ketika melihat indikator Stochastic RSI yang sudah menyentuh 100. Sudah paling tinggi, sangat jenuh beli.

Oleh karena itu, harga CPO sepertinya masih dibayangi risiko koreksi. Target support rasanya akan ada di kisaran MYR 4.761-4.734/ton.

Adapun target resisten ada di rentang MYR 4.826-4.891/ton.

(aji)

No more pages