Saat itu terjadi, CPO akan mengalami tekanan jual. Harga pun terpental.
Selain faktor profit taking, koreksi harga CPO juga dipengaruhi oleh minyak nabati lainnya. Kemarin, harga minyak kedelai di bursa Dalian (China) turun 0,74%. Sementara di Chicago Board of Trade (Amerika Serikat/AS) harga berkurang 0,44%.
Sedangkan harga minyak rapeseed turun 0,82%. Saat harga minyak nabati pesaing makin murah, maka keuntungan untuk menggunakan CPO akan berkurang. Sebab, berbagai komoditas tersebut bisa saling menggantikan.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO masih nyaman di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 81,16.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun RSI di atas 70 juga merupakan sinyal sudah tergolong jenuh beli (overbought).
Sinyal overbought makin kental ketika melihat indikator Stochastic RSI yang sudah menyentuh 100. Sudah paling tinggi, sangat jenuh beli.
Oleh karena itu, harga CPO sepertinya masih dibayangi risiko koreksi. Target support rasanya akan ada di kisaran MYR 4.761-4.734/ton.
Adapun target resisten ada di rentang MYR 4.826-4.891/ton.
(aji)