Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kementerian Perdagangan, tren neraca perdagangan Indonesia-AS mulai menunjukkan beberapa perubahan sejak Januari—Maret atau kuartal I-2023. Ekspor Indonesia ke AS tercatat sebesar US$5,83 miliar, merosot 25,19% dibandingkan dengan periode yang sama 2022.
Sementara itu, impor Indonesia dari AS justru melonjak sebesar 21,42% menjadi US$2,88 miliar.
Sebagai hasil dari penurunan ekspor dan kenaikan impor ini, surplus perdagangan Indonesia dengan AS sejak periode tersebut melorot menjadi US$2,94 miliar, dibandingkan dengan surplus pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$5,41 miliar.
Selain itu, struktur ekspor Indonesia ke AS tetap didominasi oleh sektor barang manufaktur, yang menyumbang 98,7% dari total ekspor. Namun, sektor ini mengalami penurunan 25,03% secara tahunan atau year on year (yoy) pada awal 2023.
Di samping itu, sektor komoditas pertanian yang berkontribusi 1,3% dari total ekspor RI ke AS juga mencatatkan penurunan 33,97% yoy, sementara sektor pertambangan hanya mencapai US$296,69 ribu, turun signifikan sebesar 92,40%.
Di sisi impor, bahan baku/barang penolong tetap mendominasi dengan porsi 77,4% dari total impor barang yang diimpor RI dari AS, meskipun mengalami sedikit penurunan dari tahun sebelumnya. Impor barang modal juga mengalami kenaikan signifikan dengan proporsi mencapai 19,2%.
(prc/wdh)