Logo Bloomberg Technoz

Rupiah & Saham Lesu Pasca Laporan Ekonomi RI di Bawah Ekspektasi

Ruisa Khoiriyah
05 November 2024 13:33

Pelajar melihat layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (21/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pelajar melihat layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (21/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024 ternyata lebih rendah di bawah ekspektasi para pelaku pasar. Alhasil, tekanan pun terlihat makin membesar menyeret nilai rupiah di pasar spot, ketika pergerakan indeks saham juga terjebak di zona merah.

Pelemahan rupiah tertahan oleh gerak harga surat utang negara (SBN) yang memperlihatkan rebound mengekor kebangkitan pasar surat utang Amerika Serikat (AS) ketika gelar Pemilihan Presiden negeri itu tinggal hitungan jam akan dilakukan.

Rupiah yang dibuka melemah pagi tadi, sempat menyentuh terkuat hari ini di Rp15.768/US$ sebelum Badan Pusat Statistik melaporkan kinerja pertumbuhan ekonomi jelang tengah hari.

Namun, ketika data pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III ternyata di bawah ekspektasi pasar, yakni hanya tumbuh 4,95%, laju terlemah dalam setahun terakhir, rupiah kembali bergerak melemah menyentuh Rp15.773/US$.

Di Asia di mana mayoritas valuta kawasan tertekan oleh dolar AS, rupiah menjadi mata uang ketiga dengan pelemahan terbesar hari ini setelah won dan dolar Taiwan yang turun nilainya masing-masing 0,27% dan 0,15%.