Logo Bloomberg Technoz

Dwikorita menyebutkan wilayah-wilayah yang akan terdampak. Diantaranya Sumatera hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Wilayah yang perlu diwaspadai mengalami anomali suhu tinggi antara lain daerah-daerah yang terletak di Sumatera bagian Selatan, Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur," kata Dwikorita.

Aktivitas warga Jakarta di tengah cuaca panas (Muhammad Fadli/Bloomberg)

Langkah-langkah Pemerintah Hadapi Kenaikan Suhu yang Tinggi

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa pemerintah telah berencana menyiapkan pembangunan jangka menengah dan jangka panjang ketika menghadapi kenaikan suhu lebih panas. Antara lain sudah cukup banyak dilakukan gerakan-gerakan untuk penghijauan baik seperti di lahan-lahan Mangrove, kemudian juga lahan-lahan gambut.

"Karena secara ilmiah secara akademik terbukti lahan-lahan tersebut dapat menyerap ini emisi gas CO2 atau emisi gas rumah kaca yang menjadi memicu terjadinya kenaikan suhu. Kenaikan suhu inilah baik secara lokal secara regional ataupun secara global yang memicu terjadinya perubahan iklim," kata Dwikorita.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Istana Negara. (Tangkapan layar Sekretariat Presiden)

"Jadi gerakan-gerakan penghijauan, gerakan-gerakan mengurangi emisi gas rumah kaca atau gerakan-gerakan mitigasi aksi iklim untuk mitigasi perubahan iklim dengan mengurangi emisi yaitu antara lain merubah energi fosil menjadi energi yang lebih ramah lingkungan," urainya.

Dalam kesempatan yang sama Deputi Bidang Klimatologi, Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan langkah dalam menghadapi anomali suhu ini juga dikoordinasikan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas).

"Misalkan pertanian kesehatan, sumber daya air dan lain sebagainya yang ditugaskan untuk melakukan mitigasi, antara lain adalah sektor energi, sektor transportasi dan juga sektor kehutanan misalkan jadi program yang komprehensif terkait dengan efek perubahan iklim maupun juga respons yang bersesuaian dalam bentuk adaptasi dan mitigasi itu sudah didefinisikan oleh pemerintah dan dalam hal ini dikoordinasikan oleh Bapanas," kata Ardhasena.

Ardhasena pun menjelaskan tugas dan kontribusi dari BMKG adalah untuk melakukan memberikan informasi dukungan terkait dengan upaya adaptasi dan mitigasi tersebut dan juga tetap melakukan tugas penting utamanya yaitu mengamati perilaku sebagian besar perilaku bumi.

"Khususnya di fenomena BMKG yang terus-menerus berubah jadi sebagai jangkar untuk melakukan aksi adaptasi dan mitigasi ini, informasi BMKG yang diberikan ini menjadi komponen penting penunjang untuk aksi-aksi tersebut,"tandas Ardhasena. 

(dec/spt)

No more pages