Ekonomi Digital Asia Tenggara Tumbuh Paling Lambat Sejak 2017
News
05 November 2024 13:40
Olivia Poh - Bloomberg News
Bloomberg, Ekonomi digital di Asia Tenggara diperkirakan mencatat pertumbuhan paling lambat dalam sejarah pada tahun ini, menurut laporan dari Google, Temasek Holdings Pte, dan Bain & Co. Penurunan ini menyoroti kelemahan dalam permintaan konsumen serta tekanan untuk menunjukkan laba daripada sekadar peningkatan pendapatan.
Belanja online di kawasan ini diperkirakan meningkat sekitar 15% tahun ini, mencapai US$263 miliar. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu sebesar 17%, dan merupakan pertumbuhan terendah sejak setidaknya 2017. Laporan ini juga menyebutkan bahwa pendanaan swasta untuk ekonomi digital di Asia Tenggara akan mencapai titik terendah sepanjang sejarah pada tahun ini.
Konsumen di Asia Tenggara, yang memiliki populasi lebih dari 650 juta jiwa, saat ini mengurangi pengeluaran sebagai respons terhadap inflasi dan suku bunga yang tinggi. Situasi ini memunculkan kekhawatiran atas miliaran dolar investasi yang telah dikucurkan oleh perusahaan teknologi di negara-negara seperti Indonesia, Singapura, Thailand, dan Vietnam, yang dilihat sebagai pasar pertumbuhan baru di Asia selain China dan Jepang.
Selain itu, persaingan antarperusahaan teknologi semakin intensif. Perusahaan global seperti Amazon.com Inc dan Alibaba Group Holding Ltd serta pemain regional seperti Grab Holdings Ltd, Sea Ltd, dan GoTo Group berlomba untuk memperbesar pangsa pasar dalam ritel online, layanan pesan-antar makanan, dan transportasi online.