Ini membuat proses perhitungan suara bagi keduanya mungkin akan memakan waktu lamanya. Sebab, sangat mungkin pihak yang kalah melakukan upaya hukum sehingga membuat perolehan suara final baru bisa didapatkan dalam hitungan pekan, terlebih bulan.
Artinya, ketidakpastian soal siapa yang akan memimpin Negeri Adikuasa untuk 4 tahun ke depan menjadi tidak pasti. Emas adalah aset yang biasanya menjadi pilihan pada momen ketidakpastian.
Survei Pasar
Berdasarkan survei MLIV Pulse, pergerakan harga emas usai Pilpres AS ke depan akan melanjutkan reli jika Donald Trump terpilih sebagai pemimpin Negeri Paman Sam.
Keterpilihan Trump kemungkinan membuat laju inflasi akan terakselerasi. Sebab, Trump punya ‘Track Record’ hubungan luar negeri yang agresif, termasuk dengan China– negara dengan perekonomian kedua terbesar di dunia.
Pada masa kepemimpinan Trump, AS terlibat perang dagang dengan China. Bea masuk untuk berbagai produk China melonjak, yang kemudian membuat harga secara umum ikut terangkat.
Tekanan inflasi akan membuat investor berpaling menuju emas sebagai sarana lindung nilai (Hedging). Harapan terhadap peningkatan permintaan emas memuat harga bisa meningkat.
Namun data-data terbaru dari peta Pilpres AS mulai berubah, semua masih bisa terjadi. Survei terbaru dari Des Moines Register menunjukkan bahwa Harris unggul 47% berbanding Trump dengan 44% di Negara Bagian Iowa. Negara bagian ini menjadi basis pemilih signifikan dalam 2 Pilpres sebelumnya.
Pasar memang menebak Trump bakal menang dalam Pilpres AS 2024. Namun polling itu mencerminkan semua masih bisa terjadi. Sikap pasar yang wait and see dan kegelisahan yang terungkit mendorong harga emas bakal melesat lagi usai Pilpres digelar.
Mencermati hal itu, ketidakpastian ini disebut-sebut bisa menguntungkan emas, mendorong arus dana masuk di aset safe haven, sehingga membuat harga emas lebih tinggi.
“Kami percaya momentum positif emas akan berlanjut dalam jangka pendek hingga menengah,” dengan latar belakang makroekonomi yang kemungkinan tetap mendukung seiring pemangkasan suku bunga dan diversifikasi cadangan asing di tengah ketegangan geopolitik,” papar Ewa Manthey, Ahli Strategi Komoditas di ING Bank NV., seperti yang diwartakan Bloomberg News.
“Faktor-faktor ini kemungkinan akan terus berlanjut terlepas dari siapa yang memenangkan pemilihan presiden,” jelasnya.
“Namun, dampaknya mungkin akan meningkat jika Trump kembali ke Gedung Putih — setidaknya dalam jangka pendek hingga menengah,” tambahnya
Analisis Teknikal
Bagaimana potensi pergerakan harga emas usai Pilpres AS?
Secara teknikal dengan perspektif harian, time frame daily dengan chart 30mins, harga emas terkonfirmasi ada di zona Bullish, mencetak tren Higher High Higher Low– Uptrend, indikator Relative Strength Index ada di angka 59,65.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi Bullish, termasuk harga emas. Terlebihlagi RSI yang masih ada di bawah 70 juga menjadi sinyal positif karena belum termasuk range area jenuh beli (Overbought).
Oleh karena itu, harga emas berpeluang terus melanjutkan tren kenaikannya. Target resistance potensial terdekat adalah US$ 2.750/troy ons.
Jika break dengan volume yang tinggi, maka target selanjutnya menarik dicermati adalah US$ 2.780/troy ons. Sedangkan target resistance jangka panjang yang bisa dikedepankan ada di rentang US$ 2.800-2.830/troy ons.
Cermati pivot point di US$ 2.710/troy ons. Sebab dari sini, rasanya harga emas bisa menguji target support di kisaran US$ 2.700/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membuat harga emas turun lagi ke arah US$ 2.680/troy ons.
(fad)