Melalui Surat Nomor: SR-463/MBU/09/2024 tanggal 24 September 2024, pemerintah melalui Kementerian BUMN sendiri, sebagai pemegang saham seri A Dwiwarna, telah mengusulkan GIAA untuk melaksanakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB).
Dalam keterbukaan informasi perseroan, RUPSLB tersebut rencananya akan dilakukan pada Jumat (15/11/2024) mendatang, dengan pembahasan satu mata agenda, yakni perubahan pengurus perseroan.
Sementara, Presiden Prabowo Subianto telah berupaya meningkatkan profitabilitas maskapai nasional tersebut. Hal itu termasuk menambah lebih banyak penerbangan internasional melalui perluasan armada, yang menurut sumber yang dekat dengan pemerintah akan ditingkatkan menjadi lebih dari 150 pesawat. Perusahaan tersebut saat ini memiliki sekitar 100 pesawat, termasuk pesawat di bawah unit berbiaya rendahnya, Citilink.
Maskapai penerbangan berusia 74 tahun ini merupakan penyedia lapangan kerja utama dan moda transportasi utama bagi negara yang terdiri dari 17.000 pulau di wilayah yang membentang dari New York hingga London.
Pemerintah Indonesia merupakan pemegang saham mayoritas, yang berarti DPR perlu menyetujui setiap perubahan perusahaan yang signifikan
Meskipun restrukturisasi utang hampir US$10 miliar pada tahun 2022 yang mengakibatkan armadanya menyusut dari sekitar 210 pesawat, Garuda masih berjuang untuk menghasilkan laba di tengah meningkatnya persaingan yang ketat.
Hingga akhir September 2024, GIAA sendiri masih membukukan kerugian bersih sebesar US$131,22 juta atau setara sekitar Rp2,06 triliun. Angka ini membengkak 81,29% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
(ibn/dhf)