Logo Bloomberg Technoz

Data Kemenperin mencatat selama dua tahun kemampuan menjual Apple atas produk HKT 3,8 juta. Saat mengasumsikan impor perusahaan memiliki harga Rp5 juta per unit maka realisasi penjualan Apple mencapai Rp19 triliun, terang Febri.

"Tentu jauh lebih tinggi lagi jika ditambah dengan impor dan penjualan produk HKT mereka sejak tahun 2016. Ironisnya, dengan nilai penjualan sangat tinggi tersebut, mereka sangat sulit untuk merealisasikan 100% komitmen investasi senilai Rp1,7 triliun selama delapan tahun di Indonesia," kata dia.

Hingga kini penjualan perangkat baru Apple ini masih diblokir, meski sudah terdapat 9.000 iPhone 16 masuk indonesia melalui jalur penumpang dari luar negeri. Pemerintah kemudian melarang iPhone 16 diperjualbelikan di toko offline ataupun platform e-commerce, karena  melanggar pasal 35 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2021 tentang Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran.

iPhone 16 tersebut masih berstatus legal asalkan tidak diperjualbelikan oleh pemilik yang sudah mendaftarkan IMEI begitu sampai Indonesia melalui permohonan ke Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Jika terbukti ada transaksi atau perpindahan kepemilikan iPhone 16 maka IMEI akan diblokir, terang Kemenperin. "Kami meminta masyarakat untuk tidak tergiur membeli seri iPhone 16 yang ditawarkan melalui online marketplace maupun toko offline. Kemenperin akan menindaklanjuti informasi yang masuk dan juga informasi yang telah berhasil kami himpun terkait dengan jual-beli iPhone 16 ini," jelas Febri.

Nilai yang dijanjikan juga kalah dari keputusan investasi Apple di negeri tetangga Vietnam yang mencapai Rp256 triliun, disampaikan Menteri Kominfo pemerintahan Presiden Jokowi sebelumnya, Budi Arie Setiadi.

Mendorong Apple Investasi Lebih Besar

Tim Cook, CEO Apple dan rencana penyebarang pabrik di luar China. (Dok Bloomberg)

Keinginan mengekor cara Vietnam sempat dilakukan namun hingga kini belum ada perkembangan signifikan. Indonesia menawarkan sebagai pusat manufaktur dengan pasar dalam dan luar negeri. Bahkan hal tersebut menjadi salah satu pembicaraan dalam pertemuan Jokowi dengan CEO Apple Tim Cook bulan April lalu.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang sebelumnya menerangkan bahwa Indonesia bisa jadi rantai pasok (supply chain) untuk pasar internasional hingga pada gilirannya memberi nilai tambah dari sisi industri juga dukungan tenaga kerja.

Tim Cook hanya menjanjikan akan mempertimbangan tawaran pemerintah Indonesia, seraya menyatakan bahwa ada banyak tempat yang bagus untuk berinvestasi, “dan kami sedang berinvestasi, kami percaya dengan negara ini.”

Kalah Penawaran Insentif Pajak 50 Tahun

Apple sebetulnya telah menyetujui tawaran pengembangan manufakturnya di Indonesia asal pemerintah penuhi sejumlah syarat, termasuk pembebasan pajak 50 tahun. Sayangnya permintaan penghapusan pajak dalam jangka panjang yang tidak bisa dipenuhi pemerintah.

“Permintaan dia [Apple] terlalu berat,” kata Budi Arie bulan Oktober. Indonesia hanya menyanggupi bebas pajak maksimal 10 tahun untuk Apple. Alhasil Indonesia kalah dengan Vietnam yang memang tengah membuka pintu lebar-lebar investasi asing pada bidang manufaktur.

CEO Apple Tim Cook memberi keterangan kepada media usai bertemu Presiden RI ke-7 Jokowi. (Setkab)

Menurut Budi Arie, Vietnam memang sengaja memberikan insentif besar karena negara tersebut butuh banyak lapangan pekerjaan karena memiliki 200 ribu tenaga kerja.

Pemerintahan Vietnam “menawarkan begitu luar biasa, tapi kan kita sebagai negara bangsa harus itung dong," ucap dia.

iPhone produksi di India bisa terjual Rp94 triliun

Ekonomi Vietnam mengalami kebangkitan terutama disebabkan dorongan industri manufaktur yang berorientasi ekspor. Sebuah strategi yang terbukti mampu menjadi penggerak utama perekonomian. Produk domestik bruto (PDB) Negeri Paman Ho pada kuartal II-2023 naik 4,14% yoy.

Penawaran investasi tambahan US$10 juta dilaporkan Bloomberg News berdasarkan informasi dari beberapa sumber yang mengetahui rencana ini, namun menolak menyebutkan identitas karena keterbatasan wewenang.

(wep)

No more pages