Oleh karena itu, sebenarnya harga emas berpeluang bangkit. Target resisten terdekat adalah Moving Average (MA) 5 di US$ 2.738/troy ons. Jika tertembus, maka MA-10 di US$ 2.747/troy ons bisa menjadi target berikutnya.
Sedangkan target support terdekat adalah US$ 2.729/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membuat harga emas turun lagi ke arah US$ 2.725/troy ons.
Investor Tahan Diri
Investor sepertinya menahan diri jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) di Amerika Serikat (AS). Pada 5 November waktu setempat, rakyat AS akan memilih pemimpinnya untuk 4 tahun ke depan.
Dua kandidat, Donald Trump dan Kamala Harris, bersaing ketat. Berbagai survei menunjukkan selisih suara yang bisa didapat keduanya hanya terpaut tipis.
Ini membuat proses perhitungan suara mungkin akan memakan waktu. Sebab, sangat mungkin pihak yang kalah melakukan upaya hukum sehingga membuat perolehan suara final baru bisa didapatkan dalam hitungan pekan, bahkan bulan.
Berdasarkan survei MLIV Bloomberg, pasar menilai harga emas bakal naik jika Trump yang terpilih memimpin Negeri Adidaya. Sebab, jejak rekam Trump menyatakan dirinya akan menaikkan tarif bea masuk dari berbagai negara yang menyebabkan kenaikan harga alias inflasi.
Emas sudah lama dikenal sebagai sarana lindung nilai (hedging) dari gerusan inflasi. Jadi saat inflasi tinggi, biasanya permintaan emas akan naik sehingga harga ikut terungkit.
(aji)