Militer Korea Selatan mengatakan bahwa mereka telah meningkatkan postur pertahanan dan berbagi informasi dengan AS dan Jepang untuk menganalisis detail peluncuran terbaru. Biasanya, Korea Utara tidak mengomentari peluncuran rudalnya hingga hari berikutnya.
Di Moskow, Putin bertemu dengan menteri luar negeri Korea Utara Choe Son Hui yang sedang berkunjung, menurut kantor berita Tass. Pertemuan ini berlangsung setelah Kim Jong Un memutuskan untuk mengirim pasukan ke Rusia guna mendukung serangan Kremlin di Ukraina, sebuah langkah yang menambah kekhawatiran akan eskalasi konflik.
Kyiv mengonfirmasi pada Senin (04/11/2024) bahwa mereka telah melihat keterlibatan pasukan Korea Utara untuk pertama kalinya sejak pasukan tersebut dikirim ke wilayah Kursk, Rusia, tempat pasukan Ukraina berhasil memperoleh kemajuan tahun ini. AS mengatakan bahwa mereka tidak dapat mengonfirmasi laporan mengenai keterlibatan tempur Korea Utara.
Korea Utara dilaporkan mengirim sekitar 10.000 tentara ke Rusia, sementara AS dan sekutunya berusaha mencegah Pyongyang terlibat dalam pertempuran langsung dengan Ukraina. Choe menyatakan dalam pertemuannya dengan mitra Rusia, Sergei Lavrov, pada Jumat bahwa Korea Utara akan mendukung Rusia "sampai hari kemenangan." Sebagai imbalan atas pengiriman pasukan, ada "kemungkinan besar" bahwa Korea Utara akan mencari transfer teknologi mutakhir dari Rusia, termasuk teknologi yang berkaitan dengan senjata nuklir taktis, ICBM, satelit pengintai, dan kapal selam rudal balistik.
Seoul telah memperingatkan selama berbulan-bulan bahwa Korea Utara mungkin melakukan uji coba nuklir menjelang pemilihan AS. Pada bulan September, Korea Utara merilis foto pertama mengenai fasilitas untuk memperkaya uranium untuk bom atom, yang menunjukkan Kim sedang mengunjungi pabrik di pusat program yang telah menjadi titik konflik dengan AS selama lebih dari 20 tahun.
(bbn)