Daftar pasti swing states dapat bervariasi, tetapi analis politik umumnya mengidentifikasi tujuh swing states kunci tahun ini: Arizona, Georgia, Michigan, Nevada, North Carolina, Pennsylvania, dan Wisconsin.
Negara-negara bagian ini memberikan hasil yang sangat ketat dalam pemilu 2020 antara Trump dan Joe Biden, dan memiliki sejarah persaingan yang kompetitif. Misalnya pada 2016, Trump memenangkan Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin dengan total suara 77.744, sementara Biden memenangkan ketiga negara bagian tersebut pada 2020.
Arizona dan Georgia memberikan suara untuk Biden pada 2020 dan untuk Trump pada 2016; Nevada memberikan suara untuk Partai Demokrat dengan selisih tipis di pemilu pada 2016 dan 2020, sedangkan North Carolina memberikan suara untuk Partai Republik dengan selisih tipis pada kedua pemilu tersebut.
Apa Kesamaan antara Swing States?
Swing states umumnya beragam secara ekonomi dan budaya, dan dalam beberapa kasus, berfungsi sebagai gambaran kecil AS secara keseluruhan. Ambil contoh Pennsylvania, yang mungkin merupakan swing state yang paling diidamkan dengan 19 suara elektoral. Pada 2024, kedua kandidat melihat Negara Bagian Keystone sebagai bagian yang sangat penting dari jalur kemenangan mereka sehingga mereka menghabiskan beberapa jam terakhir kampanye mereka di sana.
Negara bagian ini memiliki campuran wilayah perkotaan termasuk Philadelphia dan Pittsburgh serta daerah pedesaan yang luas. Ekonominya beragam, dan profil demografinya mirip dengan AS. Populasi Pennsylvania terdiri dari 10,5% orang kulit hitam, sedikit di bawah 12,3% untuk populasi AS secara keseluruhan, dan pendapatan per kapitanya sebesar US$41.234 sangat dekat dengan US$41.261 secara nasional.
Apakah Daftar Swing States Pernah Berubah?
Ya, daftar swing states pernah berubah. Beberapa dekade lalu, jumlah swing states hampir dua kali lipat dari jumlah sekarang. Namun, jumlah ini telah berkurang seiring meningkatnya polarisasi di negara ini.
Sejak tahun 2000, 15 negara bagian telah berganti partai dari satu pemilu ke pemilu lainnya. Pada 2024, hanya tujuh negara bagian yang secara realistis diperebutkan, dan pemilihan bisa saja berakhir hanya pada dua atau tiga negara bagian. Dalam negara bagian tersebut, penyortiran yang terus berlanjut antara Partai Republik dan Partai Demokrat berarti hanya sedikit tempat yang benar-benar kompetitif, karena daerah merah semakin merah dan daerah biru semakin biru. Semua ini berarti jumlah pemilih yang lebih sedikit — dan isu-isu ekonomi yang mereka pedulikan — memiliki pengaruh besar dalam kampanye presiden.
Ohio dulunya merupakan swing state yang ideal, karena telah memilih kandidat pemenang di setiap pemilu presiden dari 1964 hingga 2016. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, negara bagian ini telah menjadi andalan Partai Republik karena daerah pedesaannya dan lebih banyak pemilih kelas pekerja merupakan pendukung kuat Partai Republik.
Tim kampanye terkadang menargetkan negara bagian yang mereka anggap menjadi lebih kompetitif atau mengalami perubahan demografis. Minnesota, misalnya, belum pernah memberikan suara untuk kandidat presiden dari Partai Republik sejak Richard Nixon pada 1972. Namun, Trump kalah di negara bagian ini dengan selisih kurang dari dua poin persentase pada 2016 dan telah berkampanye di negara bagian tersebut — meskipun Partai Demokrat beranggapan bahwa kompetisi di sana semakin menurun sejak Harris memilih gubernur dari Partai Demokrat di negara bagian tersebut, Tim Walz, sebagai pasangannya.
Dan ada juga Iowa. Sebuah jajak pendapat Des Moines Register/Mediacom Iowa yang dirilis pada 2 November menunjukkan Harris secara mengejutkan unggul 47% - 44% di negara bagian tersebut. Lonjakan mendadak ini telah membangkitkan semangat Partai Demokrat, yang belum pernah memenangkan negara bagian itu sejak 2012. Trump telah memenangkan enam suara Electoral College di Iowa pada kedua kampanyenya sebelumnya. Khusus untuk negara bagian yang tidak dianggap sebagai medan pertempuran, tidak ada partai yang menghabiskan banyak uang untuk berkampanye di sana tahun ini.
Apa Kata Jajak Pendapat tentang Swing States?
Jajak pendapat Bloomberg/Morning Consult yang dirilis pada 23 Oktober menunjukkan kedua kandidat berada dalam persaingan yang ketat. Dukungan untuk Harris yang meningkat setelah dia menggantikan Biden pada akhir Juli telah mereda.
Sekitar 50% pemilih di swing states, yang secara konsisten menyebut ekonomi sebagai isu nomor satu mereka, mengatakan mereka lebih percaya pada Trump untuk mengelola ekonomi AS, dibandingkan 45% untuk Harris. Jika dibedah berdasarkan kategori, Harris unggul dalam isu-isu yang dia soroti di jalur kampanyenya, terutama biaya perumahan dan kesehatan.
(bbn)