Diketahui selama kampanye, Trump mengambil sikap pro-kripto, sementara Harris, dalam pendekatan yang terukur dengan berjanji untuk mendukung kerangka kerja regulasi untuk aset digital.
Sepanjang Januari hingga akhir Oktober Bitcoin tercatat masih mengalami kenaikan harga 73% dengan pasar relatif mendukung kebijakan pro kripto mantan Presiden AS Donald Trump. Situasi yang sempat berbalik karena muncul indikasi baru bahwa Trump berisiko kalah dari Kamala.
Meski demikian masih terdapat keyakinan atas kebijakan ekonomi dan keuangan AS, yang menurut analis Ajaib Kripto Panji Yudha, mampu mengangkat pasar aset kripto. Tidak cuma soal pemilu, pasar juga memonitor sentimen “risk-on” di tengah ekspektasi suku bunga.
The Fed mungkin akan kembali pemotongan suku bunganya 25 bps pada rapat policy rate FOMC 7 November. “Memberikan ruang bagi Bitcoin untuk terus bergerak naik,” tulis Panji dalam risetnya. Mengutip histogram MACD, kirpto juga mengindikasikan momentum bullish.
“Lingkungan suku bunga rendah memungkinkan investasi berisiko seperti aset kripto lebih menarik karena biaya pinjaman yang lebih rendah,” jelas Panji. Hal yang membuat Bitcoin dan altcoin kemungkinan kembali naik dalam beberapa waktu ke depan.
(fik/wep)