Seperti yang diwartakan Bloomberg News, menjelang pemungutan suara pada Selasa, para investor makin bersikap hati-hati karena sejumlah survei menunjukkan hasil yang cukup ketat antara Donald Trump dan Kamala Harris.
Kemungkinan hasil yang diperdebatkan dapat memperpanjang penghitungan suara selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Bagi banyak pihak, mencerminkan potensi peningkatan volatilitas.
Dengan kedua kandidat Presiden AS dalam ‘persaingan ketat’ menjelang pemilu, pasar bersiap untuk hasil yang dapat menghasilkan berbagai kebijakan berbeda.
Tak hanya sampai di situ, perhatian tidak saja terpusat pada hasil Pilpres AS akan tetapi juga menanti hasil pertemuan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan memutuskan kebijakan suku bunga acuan pada Kamis nanti.
“Biasanya, pengumuman suku bunga The Fed akan mendominasi diskusi pekan ini, tetapi ini bukan pekan biasa,” papar Chris Larkin dari E*Trade, Morgan Stanley.
“Trader dan investor yang menunggu hasil Pemilu harus mempersiapkan diri untuk kemungkinan hasil yang tertunda, serta dampak ketidakpastian itu pada pasar,” tambahnya.
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, hasil sebuah polling terkenal yang memperlihatkan kandidat Presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris secara mengejutkan memimpin 3 poin di negara bagian Iowa, di topang oleh popularitasnya di kalangan calon pemilih perempuan.
“Namun demikian, Kamala Harris dan kandidat Presiden dari Partai Republik Donald Trump masih bersaing sangat ketat di berbagai jajak pendapat (Opinion Polls). Jangan heran jika nanti pemenang Pemilihan Presiden AS belum bisa diketahui secara pasti beberapa hari setelah pemilihan berakhir,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Dari sisi makro ekonomi, investor juga akan memantau sidang Parlemen Negara China (National People’s Congress) tertanggal 4-8 November dengan ekspektasi pertemuan ini mungkin akan membuka sumber daya tambahan yang ditujukan untuk mengurangi tekanan atas Pemerintah Daerah dan rekapitalisasi Bank-bank BUMN.
Dengan Pilpres AS yang akan berlangsung ketat dan Pemerintah China lebih memprioritaskan tantangan ekonomi yang sudah berada di depan mata, mungkin akan memakan waktu berbulan-bulan sebelum kebijakan rinci untuk menopang konsumsi menjadi fokus perhatian Pemerintah China.
Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, kecenderungan wait and see pelaku pasar global di hari Pemilu AS– kemungkinan turut membatasi pergerakan IHSG di Selasa.
“Secara teknikal, IHSG membentuk lower-shadow panjang dari perdagangan Senin. Hal ini mengindikasikan peluang technical rebound. Dengan demikian, IHSG diperkirakan kembali fluktuatif di kisaran 7.450-7.500 pada perdagangan Selasa,” mengutip riset Phintraco.
Dalam risetnya, disamping Pilpres AS, hal lain yang ditunggu pasar adalah keputusan FOMC The Fed pada 9 November 2024.
CME FedWatch Tools mencatat peluang 98% pemangkasan 25 bps dalam FOMC tersebut, cenderung meningkat dalam beberapa hari. Salah satu pemicunya adalah data penyerapan Tenaga Kerja baru di AS yang turun ke level terendah sejak 2020 di Oktober 2024.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi BBNI, BBRI, ICBP, AMRT, INDF, dan ANTM.
Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, IHSG kembali melemah dan mulai menguji support di area 7.450 sesuai antisipasi kita sebelumnya.
“Di area support 7.450 mulai ada rejection dan berpotensi mengalami teknikal rebound lanjutan jika berhasil naik di atas 7.529,” papar BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya pada Selasa (5/11/2024).
BRI Danareksa juga memberikan catatan, Waspadai penurunan lebih dalam jika IHSG close di bawah 7.450.
Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, ACES, dan DSNG.
(fad)