Perseroan lantas mencatatkan rugi usaha Rp81,71 miliar dari posisi sebelumnya untung Rp1 triliun. Kerugian usaha ditopang oleh tingginya beban penjualan pemasaran dan beban umum administrasi yang masing-masing Rp523,6 miliar dan Rp827,9 miliar.
Rugi semakin membesar pada saldo sebelum pajak, yang tercatat Rp300,65 miliar. Periode sebelumnya JPFA mampu meraih laba sebelum pajak Rp810,45 miliar. Kembali beban keuangan yang mencapai Rp230,72 miliar makin memperburuk kinerja usaha JPFA.
Rugi per saham perseroan per 31 Maret 2023 tercatat Rp22 dari posisi sebelumnya mencatat laba per saham Rp52. Atas pencapaian ini nilai saham JPFA di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami pelemahan 20 poin (1,89%) ke posisi Rp1.040 dibandingkan perdagangan hari kemarin.
Saldo liabilitas JPFA mengalami kenaikan tipis 3,4% menjadi Rp19,69 triliun, sedangkan ekuitas menurun 0,58% menjadi Rp13,57 triliun. Hingga akhir Maret 2023, JPFA mencatatkan jumlah aset senilai Rp33,27 triliun, atau meningkat 1,77%.
(yun/wep)