Namun, mayoritas ekonom memperkirakan BOK akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan 28 November. Para pembuat kebijakan ingin mengevaluasi dampak pemotongan suku bunga Oktober sembari tetap waspada terhadap tanda-tanda overheating di pasar perumahan.
"Kami tidak memperkirakan Bank of Korea memangkas suku bunga lagi sampai Januari, meskipun mereka sedang menilai dampak pelonggaran Oktober," ujar Hyosung Kwon, ekonom dari Bloomberg Economics.
Pelemahan ekspor Korea Selatan dalam beberapa minggu terakhir menambah ketidakpastian prospek ekonomi, di tengah lemahnya konsumsi pribadi dan risiko kredit yang masih membayangi sektor konstruksi. Sentimen ekonomi juga tertekan oleh risiko dari pemilu AS minggu ini dan konflik di Timur Tengah.
Faktor-faktor ini semakin memperkuat argumen bagi bank sentral untuk mempercepat pelonggaran kebijakan tahun depan.
Kebijakan bank sentral global, seperti bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed), dalam beberapa bulan ke depan juga akan mempengaruhi jalur suku bunga BOK. Inflasi yang melonjak setelah stimulus besar-besaran selama pandemi mendorong bank-bank sentral untuk menaikkan suku bunga guna menekan kenaikan harga. Namun, tahun ini, banyak dari mereka mulai beralih ke siklus pelonggaran setelah inflasi melambat.
(bbn)