"Kami bekerja keras dan akan menghancurkan Rusia, tentara Korea Utara, serta siapa pun yang mengancam Ukraina," tegas komandan militer tertinggi Ukraina, Oleksandr Syrskyi, di saluran Telegram-nya setelah pertemuan tersebut.
Korea Utara telah mengirimkan sekitar 10.000 tentara, termasuk pasukan khusus elit, untuk memperkuat Rusia. Langkah ini disebut oleh Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, sebagai "eskalasi signifikan" dalam konflik. Hubungan yang semakin erat antara Moskow dan Pyongyang telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan AS dan sekutu NATO, terutama setelah Korea Utara berjanji mendukung Rusia "sampai hari kemenangan."
Dalam pertemuan Senin, Zelensky menggarisbawahi pentingnya peningkatan bantuan militer dari Barat, termasuk peluru artileri. Ia juga meminta menteri pertahanan Ukraina untuk mempercepat produksi drone.
Pemimpin Ukraina itu telah melontarkan kritik kepada sekutu Barat karena keterlambatan pengiriman senjata dan karena menahan izin penggunaan senjata jarak jauh untuk menargetkan lokasi militer di dalam wilayah Rusia.
"Alih-alih menyediakan kemampuan jarak jauh yang sangat dibutuhkan, Amerika Serikat hanya menonton, Inggris hanya menonton, Jerman hanya menonton," kata Zelensky dalam pidato hariannya, Jumat. "Semua orang hanya menunggu militer Korea Utara mulai menargetkan Ukraina."
Sementara itu, Rusia telah meningkatkan serangan udara terhadap kota-kota besar Ukraina dan infrastruktur sipil menjelang musim dingin. Dalam pidato hariannya pada Minggu, Zelensky mengungkapkan bahwa lebih dari 900 bom, 30 rudal, dan hampir 500 drone Shahed telah diluncurkan Rusia selama pekan terakhir Oktober.
(bbn)