Menurut Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja, pernyataan Mr Bert @realmrbert bahwa kumpulan data berisi sidik jari dan nama ibu kandung bisa membobol sebuah rekening bank, adalah tidak benar.
"Tidak sesederhana yang disampaikan, kecuali ada peran serta nasabah sendiri yangg diperdayai melalui social engineering atau seperti kasusnya Bang Ilham Bintang, yang dibobol melalui kartu SIM Indosat-nya," tulis Adri saat berbincang dengan Bloomberg Technoz, Senin (4/11/2024).
Dia menjelaskan bahwa prosuder baku perbankan harus melewati empat tahapan dalam proses pembukaan sebuah rekening; kartu identitas dalam hal ini KTP, spesimen berupa tanda tangan, nomor PIN elektronik, serta terakhir rekam wajah biometrik.
Pihak bank pasti meminta "sebagai prosedur KYC yang diizinkan berdasarkan Undang-Undang. Tidak ada sidik jari, rumus sidik jari, sampel golongan darah, DNA, ataupun lainnya," tegas dia.
Ia mengajak masyarakat untuk bisa lebih berpikir mendalam dan menganalisis konten yang dipublikasikan oleh Mr Bert dan viral. "Kita kembali ke akal sehat bagaimana awal ketika kita membuka rekening bank saja," papar Ardi.
MoonzHaxor Bukan Kali Pertama Bobol Inafis
Kembali ke MoonzHaxor, peretas dalam unggahannya di forum BreachForum kemudian juga membagikan sampel data sidik jari dan foto diri para anggota Inafis masing-masing berukuran 17,2 MB dan 653 MB.
MoonzHaxor membuka diri kepada siapapun yang berminat membeli akun tersebut untuk menghubungi kontak via Telegram. Pihak Inafis belum berkomentar aja dugaan kebocoran data ini.
MoonzHaxor memang kerap menjual data milik masyarakat Indonesia hasil peretasan, termasuk yang diduga berasal dari Badan Intelijen Strategis (BAIS) . Harga yang dibandrol atas data MoonzHaxor, terpantau selalu US$1.000.
Akun media sosial X (dulu bernama Twitter) @FalconFeeds.io sempat menyampaikan bahwa pembobolan juga sempat terjadi tahun 2021 oleh grup asal China.
(wep)