Logo Bloomberg Technoz

Sekadar catatan, nilai netback adalah probabilitas harga tertinggi yang bersedia dibayar konsumen atau pembeli untuk mendapatkan sumber energi tertentu.

Hal tersebut yang pada akhirnya melandasi hengkangnya investor asal Amerika Serikat (AS), Air Products & Chemical Inc (APCI), pada proyek penghiliran batu bara menjadi DME di Indonesia, yang menyebabkan megaproyek substitusi impor LPG itu terkatung-katung hingga saat ini.

“Ada satu studi, kenapa kok [APCI] pull out di Sumatra Selatan? Dihitung netback. Dihitung kalah [bersaing dengan LPG impor]. Kecuali harga batu bara di itu US$15/ton. Kalau ini US$15 dia compatible dengan harga LPG,” ujar Purnomo dalam agenda Tinjauan Kebijakan Mendukung Transisi Energi dan Target Pertumbuhan Ekonomi Pemerintahan Baru, Selasa (22/10/2024).

Purnomo menggarisbawahi perbandingan antara LPG dengan DME—yang sebenarnya juga digadang-gadang sebagai pengganti LPG — tidak berada pada level yang sama atau apple to apple.

Kementerian ESDM sebelumnya sudah melakukan persetujuan terhadap proyek hilirisasi batu bara dari 5 perusahaan yang masa PKP2B-nya sudah habis.

Sekadar catatan, dalam rangka perpanjangan PKP2B menjadi IUPK, badan usaha harus menyampaikan rencana pengembangan dan/atau pemanfaatan batu bara. Hal ini sebagaimana termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2021 pada Pasal 189.

“Oleh karenanya, di dalam PKP2B generasi 1 pada 6 perusahaan lebih tepatnya mungkin yang sudah proposalnya disetujui itu adalah 5 perusahaan,” ujar Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Kementerian ESDM Lana Saria dalam agenda Investortrust Power Talk, Kamis (13/6/2024).

Daftar 5 Proyek Hilirisasi Batu Bara yang Disetujui Pemerintah:

1. PT Kaltim Prima Coal: 

  • Kegiatan Peningkatan Nilai Tambah: Gasifikasi batu bara kepada metanol (coal to methanol), tetapi berpotensi berubah menjadi amonia
  • Kapasitas Produk PNT: 1,8 juta ton/tahun (Methanol)
  • Mulai produksi: estimasi 2025 

2. PT Arutmin Indonesia 

  • Kegiatan PNT: Gasifikasi batu bara kepada metanol (coal to methanol), tetapi berpotensi berubah menjadi amonia
  • Kapasitas Produk PNT: 2,95juta ton/tahun (Methanol)
  • Mulai produksi: estimasi 2026 

3. PT Multi Harapan Utama

  • Kegiatan PNT: Semi kokas
  • Kapasitas Produk PNT: 1 juta ton/tahun (semi kokas)
  • Mulai produksi: estimasi 2027

4. PT Adaro Indonesia

  • Kegiatan PNT: batu bara ke dymethil ether (DME)
  • Kapasitas Produk PNT: 2 juta ton/tahun (Methanol), 1,34 juta ton/tahun (DME)
  • Mulai produksi: estimasi 2027

5. PT Kideco Jaya Agung 

  • Kegiatan PNT: gasifikasi atau underground coal gasification (USG)
  • Kapasitas Produksi: 100 ribu ton/tahun (Ammonia), 172 ribu ton/tahun (urea)
  • Mulai produksi: estimasi 2029 dan 2031

(dov/wdh)

No more pages