PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) adalah contoh dari sekian banyak perusahaan yang telah menerbitkan green bond. Misalnya, BNI menerbitkan green bond senilai Rp 5 triliun pada 21 Juni 2022. Obligasi ini mendapatkan peringkat (rating) idAAA dari Pefindo.
Obligasi tersebut diterbitkan dalam 2 tranches. Pertama adalah Series A bertenor 3 tahun yang bernilai Rp 4 triliun, Dari jumlah tersebut, sebanyak 52% diserap oleh perbankan, 43% oleh perusahaan non-bank, dan 5% oleh investor ritel.
Sedangkan kedua adalah Series B dengan tenor 5 tahun yang diterbitkan senilai Rp 1 triliun. Sekitar 48% diserap oleh perbankan, 47% perusahaan non-bank, dan 5% oleh investor ritel.
Dana hasil penerbitan green bond tersebut akan digunakan untuk membiayai berbagai proyek berwawasan lingkungan. Terdapat 10 proyek yang bisa (eligible) didani oleh green bond ini yaitu:
- Energi terbarukan.
- Efisiensi energi,
- Pengolahan sampah menjadi energi atau pengelolaan sampah.
- Sumber daya alam berkelanjutan dan pemanfaatan lahan.
- Konservasi keragaman hayati darat dan laut.
- Transportasi berkelanjutan.
- Adaptasi perubahan iklim.
- Manajemen air limbah dan pengairan berkelanjutan.
- Pertanian berkelanjutan.
- Gedung berwawasan lingkungan.
Hingga 2023, sebanyak 87,3% atau Rp 4,4 triliun dana penerbitan green bond BNI telah termanfaatkan untuk proyek-proyek berkelanjutan yang disetujui oleh Komite ESG perseroan. Berikut perinciannya:
- 53% untuk transportasi berkelanjutan.
- 18% untuk sumber daya alam berkelanjutan dan pemanfaatan lahan.
- 18% untuk pengolahan sampah menjadi energi atau pengelolaan sampah.
- 8% untuk gedung berwawasan lingkungan.
- 8% untuk energi terbarukan.
Di bidang energi terbarukan, BNI membiayai sejumlah proyek yaitu:
- Pembangkit listrik tenaga surya di Pulau Geranting, Pulau Akar, Pulau Nuja, Pulau Panjang), dan Pulau Sebung di Provinsi Kepulauan Riau. Total produksi listrik 1.426 MWh/tahun. Emisi karbondioksida yang dapat dihindari adalah 1.394 ton setara CO2/tahun,
- Pembangkit listrik tenaga mini-hidro di Sungai Cikaengan, Provinsi Jawa Barat. Total produksi listrik 25.415 MWh/tahun. Emisi karbondioksida yang bisa dihindari adalah 26,686 ton setara CO2/tahun.
- Pembangkit listrik tenaga biogas dengan total kapasitas produksi 22.106 MWh/tahun dan emisi karbondioksida yang bisa dihindari 21.275 ton setara CO2/tahun. Berikut beberapa lokasinya:
Kemudian di bidang transportasi terbarukan, BNI ikut serta dalam pembiayaan kereta Light Rail Transit (LRT) Jabodebek yang bertenaga listrik. Dari proyek ini, emisi 55.414 ton setara CO2/tahun bisa dihindari dan menghemat 791.639 Gj energi per tahun.
Lalu di gedung berwawasan lingkungan, BNI berkomitmen untuk membuat proyek konstruksi memenuhi standar Gold atau di atasnya yang dikembangkan Green Building Council (GBC) Indonesia atau pihak lain. Ada 6 kategori antara lain pengembangan lahan yang layak, efisiensi dan konservasi energi, konservasi sumber daya air, bahan bangunan, kualitas udara dan kenyamanan, serta manajemen gedung dan lingkungan.
Gedung berwawasan lingkungan ini berlokasi di Kota Depok (Jawa Barat) dengan 5 lantai yang berfungsi sebagai pusat perbelanjaan dan area terbuka hijau dengan total luas area 14.133 meter persegi. Gedung ini sudah mendapatkan sertifikasi hijau Green Mark dari Building and Construction Authority (BCA) dan peringkat Platinum.
Dari proyek gedung berwawasan lingkungan ini, sebanyak 10.691 ton setara CO2/tahun emisi karbon dioksida bisa dihindari.
Sementara di proyek pengolahan sampah menjadi energi atau pengelolaan sampah, beberapa proyek yang dikedepankan adalah:
- Mengelola sampah plastik menjadi barang plastik.
- Memproses serpihan aluminium menjadi campuran aluminium.
- Mendaur ulang sampah plastik menjadi kertas daur ulang.
- Memproses debu besi menjadi bahan baku dalam bentuk zinc oxide.
- Memproses sampah kebun menjadi pupuk organik.
Dari bidang ini, emisi karbon dioksida yang bisa dihindari mencapai 879.766 ton setara CO2/tahun. Ada pula 1.642.473 ton sampah yang mampu didaur ulang setiap tahunnya.
Terakhir di bidang sumber daya alam berkelanjutan dan pemanfaatan lahan, BNI mengimplementasikannya dalam bentuk proyek konsesi hutan di Nabire (Provinsi Papua Tengah) dan Kaimana (Provinsi Papua Barat). Proyek-proyek ini mampu melindungi berbagai spesies tanaman sehingga mampu menyerap karbon dioksida.
Proyek ini menghasilkan 28.955 pohon yang ditanam kembali untuk reforestasi. Kemudian 446.757 ton setara CO2/tahun emisi karbon dioksida bisa dihindari.
(tim)