Puncak tertinggi sering dikenal masyarakat lokal sebagai Gunung Lewotobi Perempuan dengan ketinggian mencapai 1.703 meter diatas permukaan laut, sedangkan Gunung Lewotobi Laki-laki lebih rendah dengan ketinggian 1.584 meter diatas permukaan laut. Kedua gunung tersebut terpisah hanya dengan jarak 2 km.
Gunung Lewotobi Laki-laki sebelumnya memang telah menunjukkan tanda-tanda aktif dan dinyatakan memasuki aras bahaya IV atau Awas pada awal tahun 2024, tepatnya pada tanggal 9 Januari 2024 pukul 23.00 waktu setempat.
“Secara visual selama 1 - 9 Januari 2024 menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik G. Lewotobi Laki-laki menunjukkan peningkatan tinggi kolom erupsi maksimum 1.500 m dari pusat erupsi yang berada pada area sebelah barat laut-utara Kawah G. Lewotobi Laki-laki. Teramati sinar api dan lontaran material pijar di bagian puncak dan aliran lava di bagian rekahan berarah Barat Laut - Utara dari puncak” dikutip dari laman vsi.esdm.go.id
Catatan Erupsi Lewotobi
Menurut informasi yang dihimpun, Gunung Lewotobi Laki-laki mulanya menunjukkan aktivitas berupa letusan gas pada tahun 1932. Setahun berselang, Gunung Lewotobi Laki-laki kembali mengalami erupsi berupa letusan abu vulkanik pada Desember tahun 1933. Letusan kembali terjadi pada enam tahun berikut, yaitu tahun 1939.
Lebih dari 50 tahun tidak aktif, Lewotobi Laki-laki mulai kembali menunjukkan keaktifannya melalui letusan abu vulkanik yang kuat pada bulan Mei dan Juni 1991.
Erupsi terbesar yang pernah terjadi, tercatat pada tahun 1999, ketika adanya aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki yang menghasilkan semburan lava yang muntah mencapai radius 500 meter dari kawah gunung. Dampak dari letusan tersebut juga menyebabkan kebakaran hutan di sekitar area gunung yang menjangkau lebih dari 2,5 km dengan abu vulkanik sejauh radius 8 km, menjangkau wilayah Boru, Bawalatang, dan Watukobu.
Dilansir dari laman esdm.go.id, Badan Geologi Departemen ESDM meningkatkan status aktivitas Gunung Lewotobi dari aktif normal (level 1) menjadi waspada (level 2) pada tanggal 29 Mei 2008.
Berdasarkan pengamatan visual, asap kawah berwarna putih tipis dengan tekanan lemah mencapai ketinggian sekitar 25 meter di atas kawah dan condong ke arah Timur. Pada hari yang sama, terekam sebanyak 3 kali gempa tektonik, 11 kali gempa vulkanik dangkal (VB) dengan amplitudo maksimum 3-10 mm dan lama gempa 3-22 detik.
Informasi terkait dengan letusan Gunung Lewotobi Laki-laki hari ini, masyarakat diminta untuk tidak melakukan kegiatan apapun dalam radius 7 km. Sebenarnya, pemerintah juga telah mengeluarkan peringatan melalui peningkatan level aktivitas dari gunung tersebut satu hari sebelum terjadinya bencana alam tersebut.
“Gunung Api Lewotobi Laki-laki dinaikkan dari Level III (SIAGA) menjadi Level IV (AWAS), terhitung mulai tanggal 3 November 2024 pukul 24.00 WITA,” ujar Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid.
"Pemerintah Daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi di Bandung," kata Wafid.
(ain)