Rupiah Terburuk Sejak Pandemi, Prospek Penurunan BI Rate Terjegal
Ruisa Khoiriyah
04 November 2024 13:40
Bloomberg Technoz, Jakarta - Pasar keuangan Indonesia tertekan di awal pekan ini, terseret sentimen kehati-hatian investor jelang Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) juga antisipasi hasil pertemuan Federal Reserve, bank sentral AS, yang dijadwalkan pekan ini juga.
Rupiah masih tertekan sampai tengah hari ini, meski cenderung berkurang dengan kini ada di level Rp15.735/US$, setelah sebelumnya sempat ambles ke Rp15.770/US$ tadi pagi. Pelemahan rupiah yang terjadi ketika mayoritas mata uang Asia menguat terhadap dolar AS, sulit dilepaskan dari gelombang jual yang melanda pasar surat utang domestik dan saham sampai siang hari ini.
Mayoritas Surat Berharga Negara (SBN) tertekan harganya, terindikasi dari lonjakan imbal hasil terutama tenor 5Y yang sempat naik 8 bps di awal transaksi.
Pada sesi siang hari ini, mengacu data Bloomberg, kenaikan yield terbanyak dicatat oleh tenor 12Y sebesar 4,1 bps. Sementara tenor 10Y naik 3,6 bps jadi 6,77%. Sedang tenor 5Y dan 2Y naik 1,2 bps masing-masing jadi 6,67% dan 6,40%.
Pasar saham juga tertekan aksi jual. IHSG sesi pertama ditutup turun 0,88% ke level 7.439, terutama akibat penjualan saham-saham sektor perbankan.