Pyongyang telah mengambil langkah-langkah memutuskan hubungan antar-Korea, melabeli Korsel sebagai negara terpisah dan bermusuhan, sejak Kim Jong Un menyatakan Korsel sebagai "musuh utama" awal tahun ini dan menyebut reunifikasi tidak mungkin terjadi.
Korut meledakkan beberapa ruas jalan dan jalur kereta api antar-Korea di perbatasan yang dijaga ketat oleh kedua negara bulan lalu. Citra satelit menunjukkan bahwa sejak saat itu, mereka telah membangun parit besar di bekas persimpangan tersebut.
Kedua Korea secara teknis masih berperang setelah perang mereka tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Kedua negara juga berselisih tentang balon-balon sampah yang diterbangkan sejak Mei dari Korut. Pyongyang mengatakan langkah tersebut merupakan respons atas balon-balon yang dikirim aktivis anti-rezim di Korsel.
Buku putih tersebut juga memuat kemunduran politik dalam negeri Yoon, termasuk skandal yang melibatkan istrinya, yang telah mendorong peringkat persetujuannya ke rekor terendah.
Sementara itu, AS pada Minggu mengerahkan pesawat pengebom B-1B untuk latihan udara gabungan dengan Korsel dan Jepang, sebagai respons atas peluncuran rudal balistik antarbenua Korut baru-baru ini, menurut Kepala Staf Gabungan Korsel.
Latihan militer tersebut menunjukkan komitmen kuat ketiga negara untuk menghadapi ancaman nuklir dan rudal Korut melalui kerja sama, kata Kepala Staf Gabungan dalam pernyataannya.
Ini adalah kedua kalinya tahun ini ketiga negara melakukan latihan udara gabungan dan keempat kalinya pada tahun 2024 AS mengerahkan pesawat pengebom strategisnya di semenanjung Korea.
(ros)