Logo Bloomberg Technoz

Pasar Keuangan RI Merana Terseret Pilpres AS dan FOMC The Fed

Ruisa Khoiriyah
04 November 2024 09:53

Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Lonjakan imbal hasil surat utang Amerika Serikat (AS) pasca laporan penggajian Oktober dilansir pada Jumat malam lalu, ditambah antisipasi investor akan hasil Pilpres AS dan FOMC The Fed, telah menyeret pasar surat utang domestik pada Senin pagi ini.

Tekanan di pasar fixed income sepertinya menyeret pula pasar saham dan valuta, seiring dengan lonjakan premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia kembali di atas 70 pagi ini.

Di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dibuka melemah sendirian di kala mayoritas bursa di Asia menguat pagi ini. Saham-saham sektor perbankan terus dilepas sementara saham sektor tambang dan komoditas banyak diburu di awal transaksi.

Hal serupa terjadi juga di pasar valuta spot Asia. Rupiah melemah berdua bersama peso Filipina, ketika mayoritas mata uang Asia pagi ini bangkit beramai-ramai mengalahkan dolar AS.

Investor terpantau banyak melepas surat berharga negara (SBN) terindikasi dari tingkat imbal hasil yang meroket.  SBN tenor 5 tahun (INDOGB-5Y) di awal transaksi langsung melompat imbal hasilnya sebanyak 8 bps, menyentuh 6,79%.