Tekanan di pasar obligasi itu mengekor yang terjadi di AS. Pada penutupan Jumat lalu, yield semua tenor Treasury naik tajam tenor 2Y naik ke 4,20% dan 10Y naik ke 4,38%. Sedangkan UST-5Y naik 6,7 bps ke 4,2%.
Selisih imbal hasil investasi antara RI dengan Amerika kini makin menyempit tinggal 238 bps, dari tadinya sempat melebar ke 300 bps. Penyempitan itu membuat daya tarik investasi di surat utang RI jadi pupus.
Namun, pelemahan rupiah di pasar spot pagi ini sedikit tertahan oleh mulai ragunya para pelaku pasar akan peluang kemenangan Donald Trump dalam Pilpres hari Selasa nanti.
Persaingan dua kandidat yakni Kamala Harris dan Trump sangat ketat sehingga pasar cenderung bergerak penuh ketidakpastian.
Indeks dolar AS pagi ini bertahan di 103,76, setelah dibuka melemah pagi tadi karena hasil jajak pendapat terakhir yang mengunggulkan Harris dalam Pilpres.
Cerita bisa lebih buruk bagi rupiah bila tidak ada keraguan pasar akan kemenangan Trump. Rupiah spot bisa menyusul pergerakan di pasar forward menyentuh kisaran Rp15.800-an/US$.
Pagi ini, setelah dibuka menguat, rupiah forward makin tertekan di Rp15.790/US$, bisa menyeret rupiah spot.
Secara teknikal nilai rupiah sudah berada di area koreksi terdekat dan menjebol level support pertama di Rp15.750/US$. Berikutnya, target pelemahan akan tertahan di Rp15.800/US$.
Apabila keduanya jebol, rupiah bisa semakin terbenam menuju Rp15.840/US$ sampai dengan Rp15.850/US$ sebagai support terkuat.
Jika nilai rupiah terjadi penguatan hari ini, resistance menarik dicermati pada level di kisaran Rp15.700/US$ dan Rp15.680/US$.
Dalam jangka menengah (Mid-term), rupiah masih memiliki potensi penguatan optimis lanjutan ke resistance potensial ke level Rp15.610/US$.
(rui)