Untuk mengecilkan subsidi ini, pemerintah Rusia bisa jadi akan mengubah diskon Ural ke Brent yang digunakan dalam formula tersebut, kata para sumber itu, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya. Harga bahan bakar dasar yang digunakan dalam perhitungan juga dapat dinaikkan sebanyak 50%, sebagaimana dilaporkan oleh Bloomberg awal pekan ini.
Alternatif lain adalah menerapkan pajak windfall pada perusahaan-perusahaan minyak, kata para sumber. Pajak windfall adalah pajak yang dipungut pemerintah terhadap industri tertentu ketika kondisi ekonomi memungkinkan industri tersebut mengalami keuntungan di atas rata-rata. Biasanya, industri yang termasuk ke dalam target pajak ini adalah industri berbasis komoditas.
Meski demikian, belum ada keputusan akhir tentang opsi mana pun saat ini.
Keuangan publik Rusia merosot tajam sejak mereka memulai perang di Ukraina. Larangan Eropa atas pembelian sebagian besar produk minyak mentah dan minyak bumi Rusia serta batas harga yang diterapkan G-7 telah menurunkan harga minyak negara, yang menjadi sumber utama pendapatan.
Pada saat yang sama, pembelanjaan untuk militer dan keamanan nasional negara itu melonjak dan sekarang jumlahnya menempati urutan kedua setelah program sosial pemerintah.
Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak dan Wakil Menteri Keuangan Alexei Sazanov mengkonfirmasi minggu ini bahwa pemerintah memang sedang mendiskusikan perubahan dalam formula subsidi bahan bakar, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sejauh ini, para produsen minyak negara dikecualikan dari rencana pemerintah untuk pajak windfall lantaran pemerintah telah mengubah beberapa pajak untuk meningkatkan pendapatannya dari minyak dan gas, yang mencapai sekitar sepertiga dari total pendapatan anggaran.
Pemerintah diperkirakan akan membuat keputusan akhir dalam minggu mendatang atau tepat setelah hari libur negara tersebut pada awal Mei, demikian dilaporkan media Rusia, Tass pada Rabu (26/04/2023) dengan mengutip Sazanov.
(bbn)
