Logo Bloomberg Technoz

Pagi ini, rupiah NDF dibuka menguat 0,63% kembali ke level Rp15.748/US$. Mata uang Asia juga terlihat lebih perkasa di awal transaksi dipimpin oleh yen Jepang yang menguat 0,53%, lalu yuan offshore naik 0,34%, dolar Singapura 0,32%, won Korsel 0,23%, lalu ringgit 0,11% dan dolar Hong Kong 0,01%.

Perkembangan terakhir dari AS itu mungkin akan mengurangi tekanan pelemahan pada rupiah. Rupiah kemungkinan akan bertahan lemah di kisaran Rp15.700-an.

Pada pekan lalu, rupiah melemah 0,52% dan ditutup di level Rp15.720/US$, mengantarkan mata uang Indonesia menjadi mata uang dengan kinerja terburuk kedua di Asia setelah ringgit Malaysia yang turun nilainya 0,98%.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Senin 4 November 2024 (Riset Bloomberg Technoz)

Secara teknikal nilai rupiah masih akan berpotensi melema terbatas mencermati berbagai sentimen. Level koreksi terdekat rupiah menuju Rp15.750/US$ yang menjadi support pertama. Berikutnya, target pelemahan akan tertahan di Rp15.800/US$.

Apabila keduanya jebol,  rupiah bisa semakin terbenam menuju Rp15.840/US$ sampai dengan Rp15.850/US$ sebagai support terkuat.

Jika nilai rupiah terjadi penguatan hari ini, resistance menarik dicermati pada level di kisaran Rp15.700/US$ dan Rp15.680/US$.

Dalam jangka menengah (Mid-term), rupiah masih memiliki potensi penguatan optimis lanjutan ke resistance potensial ke level Rp15.610/US$.

Pekan padat

Pekan ini energi pelaku pasar akan cukup banyak terkuras menyusul begitu banyak agenda penting yang akan berdampak besar pada prospek pasar dan perekonomian ke depan.

AS akan menggelar Pilpres pada 5 November dengan ekspektasi pasar mulai terkikis akan kemungkinan kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS. Indeks dolar AS yang sempat melesat pada Jumat malam, terkikis pada Senin pagi. 

Namun, tingkat imbal hasil surat utang AS masih bergeming di kisaran 4,3% untuk tenor 10Y. Jajak pendapat yang dirilis pada hari Minggu menunjukkan Harris dan Trump bersaing tipis baik secara nasional maupun di negara bagian yang menjadi penentu hasil pemilu.

Hasil jajak pendapat oleh Des Moines Register menunjukkan Kamala Harris unggul 47%-44% di Iowa, negara bagian yang memenangkan Trump di setiap Pilpres sebelumnya, dilansir dari Bloomberg News

Di sisi lain, The Fed akan menggelar FOMC pada Kamis ini di mana pasar saat ini bulat memperkirakan Jerome Powell dan kolega akan memangkas suku bunga lagi sebesar 25 bps. Bahkan mulai muncul spekulasi The Fed akan memangkas 50 bps menyusul laporan penggajian yang lesu mengindikasikan kondisi pasar tenaga kerja AS semakin memburuk.

Dari dalam negeri, pelaku pasar akan menunggu pengumuman data pertumbuhan ekonomi RI kuartal III-2024 oleh Badan Pusat Statistik pada Selasa nanti, disusul oleh rilis data posisi cadangan devisa RI pada bulan Oktober.

Pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III diperkirakan melambat dibanding kuartal sebelumnya. Hasil konsensus para ekonom yang dikompilasi oleh Bloomberg sampai pagi ini memperkirakan, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hanya akan tumbuh 5,01%, melambat dibandingkan 5,05% pada kuartal sebelumnya.

Sementara posisi cadangan devisa RI pada Oktober diperkirakan turun cukup banyak menyusul pelemahan rupiah selama Oktober yang mencapai 1,49% akibat tertekan turbulensi pasar global yang banyak memicu penjualan aset di pasar domestik. 

Laporan BI mencatat, berdasarkan data transaksi 28 - 31 Oktober 2024, investor nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp4,86 triliun. Angka itu terdiri atas, jual neto sebesar Rp2,53 triliun di pasar saham, jual neto sebesar Rp3,95 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan beli neto sebesar Rp1,63 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

(rui)

No more pages