Berkshire pertama kali mengungkapkan kepemilikannya di Apple pada tahun 2016 dan telah menghabiskan US$31,1 miliar untuk 908 juta saham Apple yang dimilikinya hingga akhir 2021.
Buffett mengatakan pada bulan Mei bahwa Apple kemungkinan besar akan tetap menjadi saham utama Berkshire, mengindikasikan bahwa masalah pajak telah memotivasi penjualan tersebut.
“Saya sama sekali tidak keberatan, dalam kondisi saat ini, menumpuk saldo kas,” kata dia pada pertemuan pemegang saham tahunan.
“Saya rasa Warren Buffett tidak pernah benar-benar merasa nyaman dengan teknologi,” kata Jim Shanahan, analis di Edward Jones.
Warren Buffet sempat cemaskan risiko resesi Amerika, lewat aksi jual portofolio
Cathy Seifert, analis riset di CFRA, mengatakan bahwa saham Berkshire di Apple “mulai menjadi persentase yang sangat besar” dari keseluruhan portofolionya. “Saya rasa masuk akal untuk sedikit mengurangi eksposur itu,” katanya.
Jual Saham
Berkshire melaporkan penjualan saham bersih sebesar US$34,6 miliar (sekitar Rp543,2 triliun) dalam tiga bulan hingga September.
Perusahaan ini telah berjuang untuk menemukan cara-cara untuk menggunakan simpanan danannya, karena Buffett telah menemukan harga pasar yang terlalu tinggi guna menemukan penawaran menarik.
Pada pertemuan tahunan, Buffett mengatakan bahwa Berkshire tidak terburu-buru untuk membelanjakan uangnya “kecuali jika kita berpikir bahwa kita melakukan sesuatu yang memiliki risiko terkecil dan dapat menghasilkan banyak uang.”
Imbal hasil yang lebih tinggi atas kepemilikan kas membuat “standarnya sedikit lebih tinggi untuk peluang-peluang lain,” kata Shanahan.
Pendapatan bunga dan pendapatan investasi lain Berkshire meningkat lebih dari dua kali lipat pada bisnis asuransi konglomerat ini, mencapai US$3,5 miliar dalam tiga bulan hingga September.
Buffett, 94 tahun, telah menggunakan sebagian dari tumpukan uang tunai tersebut untuk membeli kembali sebagian sahamnya sendiri, meskipun hal itu menjadi lebih mahal baru-baru ini.
'Lipat' saham Bank of America jadi uang tunai Rp157 triliun ala Warren Buffett
Saham Berkshire telah naik 25% tahun ini, meningkatkan nilai pasarnya menjadi US$974,3 miliar. Kapitalisasi pasarnya sempat melampaui US$1 triliun untuk pertama kalinya pada 28 Agustus.
Pada kuartal terakhir ini, Berkshire menolak untuk membeli kembali sahamnya sendiri untuk pertama kalinya sejak mengubah kebijakannya pada tahun 2018. “Saya pikir investor akan kecewa dengan hal tersebut,” kata Seifert.
Pendapatan Operasi
Pendapatan operasional Berkshire turun 6% dari tahun sebelumnya, menjadi US$10,09 miliar, karena lini usaha underwriting asuransi merosot. Perusahaan juga mencatat kerugian kurs mata uang asing sebesar US$1,1 miliar selama kuartal ini.
Pendapatan dari underwriting pada kumpulan bisnis asuransi anjlok 69%, menjadi US$750 juta, dibandingkan US$2,4 miliar pada tahun sebelumnya, didorong oleh kerugian yang lebih tinggi di Berkshire Hathaway Primary Group.
Berkshire memperkirakan bahwa dampak badai Helene terhadap pendapatannya pada kuartal ini mencapai US$565 juta. Badai Milton diperkirakan akan mengakibatkan kerugian sebelum pajak sebesar US$1,3 miliar—US$1,5 miliar pada kuartal keempat.
Walau premi yang diperoleh tumbuh di perusahaan asuransi mobil GEICO, namun premi tersebut turun sekitar 5,6% di seluruh bisnis reasuransi Berkshire. Seifert mengatakan bahwa hal ini dapat menandakan bahwa Berkshire menerapkan strategi “risk-off” pada kuartal ini.
(bbn)