Di samping pemilu, para pembuat kebijakan AS telah mengomunikasikan keinginan untuk meneruskan penurunan suku bunga secara bertahap. Fed sebelumnya penurunan setengah poin pada bulan September.
Secara luas para ekonom memperkirakan pergerakan 25 bps pada hari Kamis, diikuti oleh satu lagi pada bulan Desember - dan keyakinan mereka tumbuh setelah data pada hari Jumat menunjukkan perekrutan terlemah sejak tahun 2020.
Pejabat Fed mencoba untuk menghindari politik, namun mereka memulai siklus penurunan suku bunga menuju ke peregangan terakhir dari pemilihan yang hasilnya mungkin bergantung pada bagaimana pandangan pemilih tentang ekonomi. Meskipun Gubernur Fed Jerome Powell kemungkinan akan menekankan bahwa kondisi saat ini membutuhkan kebijakan yang tidak terlalu ketat ketika dia berbicara setelah keputusan tersebut, dia dan rekan-rekannya masih menghadapi risiko reaksi politik.
Tim ekonom dari Bloomberg Economics yang beranggotakan Anna Wong, Stuart Paul, Eliza Winger, Estelle Ou dan Chris G. Collins, cenderung melihat keadaan yang imbang dari perkembangan kampanye AS.
Mereka menyampaikan “pertaruhannya menjadi lebih tinggi dan pemenangnya [pemilu AS] akan dapat membentuk kembali kebijakan perdagangan—Trump, terutama, kemungkinan besar akan menggunakan kekuatan ini jika dia menang.”
Keadaan pada bank sentral di belahan dunia lain menghadapi berbagai risiko mulai dari perlambatan pertumbuhan ekonomi hingga inflasi yang berkepanjangan, bahkan sebelum mereka merenungkan dampak seperti apa yang akan terjadi pada perdagangan global akibat ancaman tarif Trump.
Reserve Bank of Australia mungkin akan mempertahankan biaya pinjaman lagi dalam keputusan pada hari Selasa, beberapa jam sebelum jajak pendapat di AS dibuka, negara-negara lain siap untuk bertindak.
Bank-bank sentral di Inggris, Swedia, Republik Ceko, dan negara-negara lainnya diperkirakan akan memangkas suku bunga dalam keputusan setelah pemilu, sementara para pejabat Brasil mungkin akan menaikkan suku bunga sebanyak setengah poin.
Dengan pemilihan presiden yang semakin dekat, para pembuat kebijakan di 20 atau lebih bank sentral yang menetapkan biaya pinjaman pada minggu mendatang mungkin perlu bersiap-siap untuk menunggu lebih lama sampai ada hasil yang pasti.
Dalam pemilihan umum modern di AS, kandidat yang kalah biasanya mengakui kekalahan dalam satu atau dua hari, tetapi hasil pemilu 2020 baru diumumkan empat hari kemudian.
AS dan Kanada
Terlepas dari keputusan the Fed, data yang akan dirilis di AS termasuk estimasi awal pertumbuhan produktivitas kuartal ketiga. Kenaikan tersebut telah kuat baru-baru ini karena bisnis berinvestasi dalam teknologi baru dan kecerdasan buatan, yang dapat memungkinkan perusahaan untuk menaikkan upah tanpa mengipasi inflasi.
Institute for Supply Management juga akan merilis laporan bulan Oktober mengenai sektor jasa ekonomi. University of Michigan akan melaporkan sentimen konsumen pada awal November, dengan latar belakang pasar tenaga kerja yang terus mendingin.
Kanada, dalam survei angkatan kerja yang akan dirilis pada bulan Oktober bakal mengikuti laporan solid pada bulan September, dimana menunjukkan tingkat pengangguran turun menjadi 6,5%.
Bank of Canada tetap melanjutkan dengan pemotongan 50 basis poin karena inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang lemah, dan data pekerjaan baru akan memberikan wawasan tentang bagaimana pasar tenaga kerja bertahan.
Bank sentral akan merilis ringkasan pertimbangan yang mengarah pada keputusan pemangkasan jumbo dan Deputi Gubernur Senior Carolyn Rogers akan berbicara di Economic Club of Toronto.
Asia
Minggu ini mungkin akan dimulai dengan beberapa kegembiraan di Asia Selatan, di mana bank sentral Pakistan kemungkinan akan mempertahankan siklus pelonggaran moneternya bergerak dengan cepat dengan pemangkasan 2 poin persentase, sehingga suku bunga utamanya menjadi 15,5%.
Besoknya, para pejabat Australia diperkirakan akan mempertahankan target suku bunga acuan mereka pada 4,35% setelah inflasi konsumen tetap tinggi selama tiga bulan hingga September, memperkuat anggapan bahwa para pembuat kebijakan harus menunggu sebelum melakukan perubahan.
RBA juga akan merilis putaran baru perkiraan ekonomi yang dapat menjelaskan waktu pemangkasan yang potensial. Bank sentral Malaysia terlihat tetap mempertahankan suku bunga acuannya pada hari Rabu.
Korea Selatan akan merilis data terbaru mengenai inflasi pada hari Selasa, dengan angka-angka yang diperkirakan akan menunjukkan pelonggaran lebih lanjut, mendukung poros kebijakan Bank of Korea bulan lalu.
Indeks harga konsumen juga akan dirilis dari Filipina, Thailand, Vietnam, dan Taiwan. Jepang menerbitkan data upah yang mungkin membuat bank sentral tetap berada di jalur kenaikan suku bunga akhir tahun ini atau awal tahun depan, dan data perdagangan akan dirilis dari RRT, Australia, Vietnam, Taiwan, dan Filipina.
Negara-negara yang akan merilis data produk domestik bruto (PDB) kuartal ketiga adalah Filipina dan Indonesia.
Terakhir, China akan merilis data terbaru mengenai tren harga pada 9 November, dengan fokus pada apakah inflasi konsumen terus fluktiatif dengan kecepatan di utara nol, dan harga-harga di tingkat pabrik turun lebih jauh, setelah penurunan yang semakin dalam dalam dua bulan sebelumnya.
Eropa, Timur Tengah, Afrika
Keputusan Bank of England pada hari Kamis dapat menarik perhatian khusus, datang tepat pasca rencana pinjaman dan pengeluaran lebih tinggi yang diumumkan dalam anggaran pemerintah Partai Buruh, mendorong biaya pinjaman Inggris ke level tertinggi dalam satu tahun.
Latar belakangtersebut diperkirakan tidak akan mengalihkan perhatian para pembuat kebijakan dari pelonggaran lebih lanjut untuk saat ini. Mereka diprediksi oleh 49 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memberikan penurunan suku bunga seperempat poin pada hari Kamis.
Dengan anggaran yang menampilkan pelonggaran fiskal, Bloomberg Economics memperkirakan bahwa perkiraan kuartalan yang menyertai keputusan tersebut mungkin akan menunjukkan pertumbuhan lebih tinggi dan inflasi jangka menengah.
Di Swedia, ekspektasi untuk Riksbank telah bergeser secara meyakinkan untuk pemotongan setengah poin menjadi 2,75% pada hari Kamis, setelah data menunjukkan bahwa perekonomian tetap dalam pola bertahan. Output menyusut pada kuartal ketiga, dan sektor ekspor besar negara ini menjadi lebih pesimis.
Setelah hampir tiga tahun stagnasi, para pejabat Swedia mungkin akan mengadopsi rasa urgensi yang lebih besar dalam membantu pertumbuhan, terutama karena inflasi telah jatuh di bawah target 2% dan mengancam tetap terjebak di area tersebut, kecuali permintaan domestik meningkat lagi.
Pada hari yang sama, Norges Bank diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya di 4,5%, dengan pelemahan krone yang baru kemungkinan akan mempertahankan prospeknya untuk tidak melakukan pelonggaran hingga Maret tahun depan.
Bahkan dengan inflasi melambat, mata uang yang semakin mendekati level terendah dalam beberapa tahun terakhir mengaburkan proyeksi pertumbuhan harga impor.
Koalisi yang berkuasa di Norwegia juga telah menyusun anggaran untuk tahun 2025 yang lebih ekspansif daripada yang diperkirakan oleh para pembuat kebijakan, menambah argumen bagi mereka untuk tetap bersikap hawkish.
Di Brasil, peringatan kepala bank sentral Roberto Campos Neto mengenai ekspektasi inflasi yang tidak tertambat, bersama dengan meningkatnya angka-angka utama, membuat para analis memperkirakan kenaikan suku bunga sebesar setengah poin menjadi 11,25% pada hari Rabu.
Konsensus awal juga memperkirakan kenaikan ketiga kalinya secara berturut-turut pada pertemuan bank sentral bulan Desember.
Banco Central de Reserva del Perú kemungkinan akan memangkas biaya pinjaman negara sebesar seperempat poin, menjadi 5%, dengan inflasi berada di sekitar titik tengah dari kisaran target 1% hingga 3%.
Namun, para pembuat kebijakan Peru, yang dipimpin oleh Julio Velarde, telah membuat keputusan-keputusan yang tidak terduga dalam lima dari delapan pertemuan terakhir mereka, sehingga kejutan lain mungkin saja terjadi.
(bbn)