Logo Bloomberg Technoz

Berdasarkan hasil penelitian dari BPOM, bahwa empat produk Latiao ini ditemukan kandungan kontaminasi bakteri Bacillus Cereus.

Bakteri ini menghasilkan toksin yang menyebabkan gejala keracunan berubah sakit perut, pusing, mual, muntah sesuai dengan laporan dari para korban yang mengonsumsi jajanan tersebut.

"Hasil pengujian laboratorium, berdasarkan pengujian terhadap produk yang diduga menyebabkan KLB, kami menemukan indikasi kontaminasi bakteri bacillus cereus pada produk Latiao," ujar Kepala BPOM Taruna Ikrar dalam konfrensi pers YouTube, Jumat (1/11).

Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar pun akan menekankan menarik sementara 73 produk Latiao yang terdaftar di BPOM RI hingga dipastikan aman beredar. Selain itu ia mengungkapkan sumber cemarannya.

"Harusnya kalau produk belum kedaluwarsa, tidak tumbuh bakteri, tetapi kenyataanya kan tumbuh bakteri dari hasil uji laboratorium. Berarti sebetulnya ini bisa jadi bahan yang ada di dalam kemasan,"beber Taruna.

"Bisa juga karena aspek suhu, udara atau, aspek sterilitas waktu dikemas, akhirnya tumbuh dari bahan itu,"lanjut dia.

Taruna juga menyoroti cara pembuatan pangan olahan yang baik (CPPOB) yang bisa diawasi pemerintah. Akan tetapi jajanan Latiao ini merupakan impor, BPOM RI tentu tidak memiliki wewenang untuk memantau kondisinya ketika produk ini beredar.

"Pabriknya di China, berarti itu BPOM RI, tentu tidak mengeluarkan CPOB, yang ada adalah bahan pangan olahan impor, tetapi sebagai tanggung jawab BPOM terhadap kejadian ini, makanya kita bersihkan kejadian ini,"

"Kita melakukan investigasi lebih dalam dan kita tarik sementara semua produk," pungkasnya.

(dec/spt)

No more pages