Bloomberg Technoz, Jakarta - Jutaan pemain game World of Warcraft di China tidak bisa mengakses permainan komputer populer tersebut. Penyebabnya adalah sengketa antara Activision Blizzard Inc dan NetEase Inc.
Mengutip Bloomberg News, Selasa (24/1/2023), para penggemar menyerbu media sosial untuk berkeluh kesah. “Saya sangat sedih. Sedih, terlalu sedih,” tulis seorang pengguna.
Kerja sama selama 14 tahun telah membawa keuntungan bagi Blizzard dan NetEase. Kini NetEase menjadi distributor game terbesar kedua di China setelah Tencent Holdings dan membuka jalan bagi Blizzard untuk masuk ke pasar Asia.

Namun kedua entitas ini ‘bercerai’ akhir tahun lalu karena masalah lisensi untuk Diablo, Warcraft, dan Overwatch untuk pasar China. Perselisihan memuncak bulan ini saat NetEase menuding mantan mitranya “kejam dan tidak pantas”.
Blizzard menawarkan untuk perpanjangan izin lisensi selama 6 bulan selagi mereka membuat kontrak baru. Namun NetEase menyebut tawaran itu layaknya “mengajukan cerai saat masih menikah”.
Di luar aspek finansial, sengketa juga menyangkut kepemilikan hak atas kekayaan intelektual dan data atas jutaan pemain di China. Dalam pernyataan resmi, NetEase menegaskan tidak pernah mencari kontrol atas hak IP.
Server yang menjadi host untuk game Blizzard di China dimatikan mulai 23 Januari tengah malam. Namun para pemain dijanjikan tetap bisa melanjutkan permainan mereka ketika sudah ada penyedia layanan baru. Meski NetEase memperingatkan risiko keamanan di layanan baru tersebut.
“Ini adalah hari yang menyedihkan bagi pemain World of Warcraft dan penggemar game Blizzard di mana pun. Shutdown yang tiba-tiba ini adalah pengingat bagi kita semua,” tulis seorang pemain.
(aji/roy)