Logo Bloomberg Technoz

“Energi hijau kan bisa dari gas, bisa dari hydro, bisa dari solar floating, di mana itu di Jawa Barat semuanya tersedia,” kata Airlangga.

Ia juga menyatakan para calon investor mengeluhkan harga gas Indonesia yang terlalu tinggi. Sehingga, mereka meminta agar terdapat gas berkualitas dengan harga bersaing yang dapat dimanfaatkan.

“Saya katakan kalau harganya US$9/MMBTU, itu rata-rata industri dapat segitu. Jadi, kalau mereka dapat di atas itu, mereka mesti sampaikan ke pemerintah, nanti pemerintah panggillah PGN atau siapa,” ucap Airlangga.

Permintaan terakhir yang diminta oleh calon investor asal Taiwan tersebut adalah tersedianya pasar yang bersaing.

Airlangga menyebut mereka saat ini mendapatkan keuntungan yang begitu besar dari China dan Vietnam. Dari sisi Vietnam, keuntungan tersebut didapat utamanya akibat adanya berbagai perjanjian dagang yang telah disepakati negara itu.

“Dengan adanya IUE-CEPA [European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement] dan CPTPP [Comprehensive and Progresive Trans-Pasific Partnership Agreement], maka membuka pasar dengan biaya masuk nol,” tutur dia.

Persyaratan keempat tersebut, kata Airlangga, diminta oleh para calon investor akibat tarif perdagangan Indonesia dengan Eropa masih sekitar 16-20%.

“Jadi, itu yang lebih menarik buat mereka. Jadi itu PR [pekerjaan rumah] yang harus diselesaikan,” tutup Airlangga.

Sebelumnya, Airlangga menyatakan terdapat 15 calon investor asing menyatakan ketertarikannya berinvestasi di sektor padat karya Indonesia, utamanya pada industri tekstil.

Airlangga menjelaskan bahwa calon investor tersebut berminat merelokasi pabriknya ke Indonesia, setelah sebelumnya telah berinvestasi di China. Menurut Airlangga, calon investor menjalankan strategi mendiversifikasi investasi dan operasi ke negara-negara lain selain China.

“Dengan adanya situasi global itu, sekarang kebijakan mereka, daripada pembeli di Amerika itu harus cari China plus one. Nah, China plus one itu dicek berbagai negara, apalagi Bangladesh kemarin politiknya sedang 'batuk'. Sehingga, mereka hanya melihat dua negara di ASEAN, yaitu Vietnam dan Indonesia,” kata Airlangga ditemui di kantornya, Kamis (31/10/2024).

Proses penjajakan investasi tersebut, kata Airlangga, akan dimulai pada hari ini (1/11/2024) di kantornya. 15 calon investor tersebut disebut belum meneken komitmen atau perjanjian apa pun, melainkan baru mengungkapkan ketertarikan.

(azr/ros)

No more pages