Indeks saham lain yang juga menapaki jalur merah, menyusul Shenzhen Comp (China), Topix (Jepang), Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), KOSPI (Korea Selatan), Shanghai Composite (China), TW Weighted Index (Taiwan), SETI (Thailand), Straits Time (Singapura), dan CSI 300 (China) yang terpangkas amat signifikan dengan masing-masing drop 2,31%, 1,90%, 0,76%, 0,54%, 0,24%, 0,18%, 0,13%, 0,10%, dan 0,03%
Sementara itu, hanya Hang Seng (Hong Kong) dan KLCI (Malaysia) yang berhasil menguat dengan kenaikan 0,93%, dan 0,13%.
Bursa Saham Asia tersengat momentum pelemahan di Bursa Saham Amerika Serikat (AS). Dini hari tadi waktu Indonesia, tiga indeks utama di Wall Street kompak ditutup melemah. Nasdaq Composite, S&P 500, dan Dow Jones Industrial Average masing-masing ambles mencapai 2,76%, 1,86%, dan 0,90%.
Sentimen yang mewarnai laju Bursa Asia hari ini datang dari global yang semakin meningkat ketidakpastiannya menjelang Pilpres AS, juga rilis berbagai data ekonomi AS nanti malam yang digadang-gadang akan menggoyahkan ekspektasi akan kebijakan bunga acuan Federal Reserve ke depan.
Nanti malam, data laporan ketenagakerjaan AS akan terbit, di mana para ekonom memperkirakan laporan bulanan ketenagakerjaan AS akan menunjukkan tingkat pengangguran yang stabil.
Survei Bloomberg terhadap para analis memperkirakan ekonomi AS menambah 105.000 lapangan kerja pada Oktober, jauh lebih rendah dibandingkan dengan 254.000 pada September. Rentang prediksi cukup luas, dengan angka berkisar dari penurunan 10.000 hingga peningkatan 180.000 pekerjaan.
Biro Statistik Tenaga Kerja AS akan merilis data ini pada Jumat malam, dan tingkat pengangguran diperkirakan tetap tidak berubah di 4,1%.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, angka-angka tersebut akan menjadi bahan pertimbangan penting bagi pejabat Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada pertemuan kebijakan 6–7 November, di mana mereka diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan sebesar seperempat poin, menyusul pengurangan setengah poin pada September.
“Pejabat The Fed akan lebih cenderung untuk 'melihat' penurunan sebagai akibat dari badai, memilih hanya untuk bereaksi jika pertumbuhan gaji meningkat pesat,” papar Skanda Amarnath, Direktur Eksekutif Employ America, dalam sebuah catatan tertanggal 30 Oktober.
Mengutip CME FedWatch Tools sore hari ini, peluang pemangkasan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (Bps) menjadi 4,5%–4,75% pada November tetap terjaga mencapai 93,2%. Jauh meningkat ketimbang pekan-pekan sebelumnya di 80,3%.
(fad/ros)