Logo Bloomberg Technoz

Salah satunya, Analis Yuanta Investment Consulting Yap Swie Cu yang memberikan rekomendasi beli dengan target harga potensial dapat mencapai Rp6.800/saham. Sementara itu Analis Macquarie Jayden Vantarakis mempertahankan posisi outperform terhadap performa BBRI dengan target Rp6.630/saham.

Kemudian, Analis Verdhana Sekuritas Indonesia Nicholas Santoso merekomendasikan beli dengan target harga Rp6.300/saham. Analis Ciptadana Sekuritas Erni M Siahaan memberikan rekomendasi serupa dengan target harga Rp6.200/saham.

“BBRI diperkirakan akan mendapatkan manfaat paling besar dari pemangkasan suku bunga acuan di antara Bank-bank besar, tuah fokusnya pada segmen mikro dengan imbal hasil yang stabil dan sensitivitas yang relatif tinggi terhadap suku bunga di sisi liabilitas,” terang Erni dalam riset baru-baru ini.

Menyusul Analis CGS International Handy Noverdanius memberikan rekomendasi beli pada saham BBRI dengan target harga Rp6.000/saham. Sedang, Analis Sucor Sekuritas Edward Lowis memberikan rekomendasi beli dengan target harga mencapai Rp6.000/saham.

Bank BRI yang berhasil mencatat laba bersih mencapai Rp45,06 triliun pada Kuartal III-2024. Pencapaian positif tersebut tumbuh 2,43% secara tahunan di Rp43,99 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan BBRI, kenaikan perseroan ditopang oleh Pendapatan Bunga Bersih (Net Interest Income/NII) yang berhasil melesat 4,5% menjadi Rp105,75 triliun. Adapun pendapatan non-bunga meningkat dua digit mencapai 10,3% menjadi Rp17,15 triliun.

Pada saat bersamaan, Bank BRI juga berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp1.362,41 triliun di sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2024, dengan kenaikan 5,59%. Adapun komposisi Current Account Saving Account (CASA) terhadap seluruh DPK sentuh 64,17%.

Secara keseluruhan total aset BRI pada September 2024 atau di Q3-2024 tercatat Rp1.961,91 triliun, makin solid menguat 5,9% dibandingkan setahun yang lalu.

Dari sisi intermediasi, Bank BRI berhasil menyalurkan Kredit mencapai Rp1.353,35 triliun pada September 2024, mencatat kenaikan 8,2%. Adapun rasio Kredit Bermasalah Bruto (NPL–gross) tercatat 3,04%.

Dengan pencapaian positif tersebut, sejumlah Analis dari berbagai Perusahaan sekuritas unggulan kompak merekomendasikan Buy saham tersebut.

“Untuk jangka panjang kami masih melihat beberapa katalis positif untuk perseroan, (1) ekspansi ke segmen yield tinggi seperti Kupedes, serta (2) akselerasi digital akan memperkuat lending & funding perseroan, serta (3) NIM yang masih relatif tinggi,” mengutip riset Nico Laurens, Analis Panin Sekuritas.

(fad/aji)

No more pages