Logo Bloomberg Technoz

“Seiring dengan fokus Bank BRI dalam meningkatkan kualitas aset dan kolektibilitas, yang menghasilkan pertumbuhan PPOP yang lebih kuat (+8,3% yoy, +15,9% qoq) pada 3Q24,” terang Satria dalam riset terbarunya, Jumat (1/11/2024).

Dari sisi intermediasi, Bank BRI berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan mencapai Rp1.353,35 triliun hingga September 2024, mencatat kenaikan 8,2%. Adapun rasio Kredit Bermasalah Bruto (NPL–gross) tercatat 3,04%.

Dari sisi pendanaan, deposito tumbuh 5,6% menyentuh Rp1.290 triliun, terutama didorong oleh rekening tabungan yang meningkatkan rasio Current Account Saving Account (CASA) menjadi 64,17% di September.

“Hal ini juga mendorong naik rasio LDR bank menjadi 89,2% (+142bps y-y) pada 9M24 dan diperkirakan akan meningkat lebih lanjut mengingat strategi bank untuk mempertahankan margin di tengah pertumbuhan kredit mikro yang melambat,” tulisnya.

Adapun Bahana Sekuritas, memproyeksikan Net Interest Income Bank BRI di tahun penuh 2024 akan melonjak mencapai Rp142,88 triliun dari sebelumnya di Rp141,54 triliun.

Hal ini didukung oleh ekspansi NIM menjadi 8% di tahun 2024, di tengah membaiknya biaya kredit, provisi, dan kualitas aset.

Dengan demikian, Analis Bahana Sekuritas merekomendasikan Beli saham BBRI dengan target harga mencapai Rp5.600/saham, berdasarkan target P/B 2025E yang solid di 2,5x, atau +1SD dari rata-rata lima tahun.

Adapun konsensus para analis yang dihimpun Bloomberg dengan melibatkan 36 analis menghasilkan target harga saham BBRI di angka Rp5.784/saham dalam 12 bulan kedepan. Dengan sebanyak 31 analis merekomendasikan Beli untuk saham BBRI, dengan pandangan bullish.

(fad/aji)

No more pages