Kontrak besar yang diterima oleh Biofarma merupakan salah satu tantangan yang diterima oleh anak perusahaan BUMN tersebut. Halnya, pabrik produksi pembuat vaksin Biofarma yang terletak di Pasteur, Bandung, Jawa Barat, memiliki kapasitas yang cukup kecil untuk memenuhi kebutuhan dari 150 negara yang akan menjadi target ekspor vaksin.
“Jadi sangat-sangat krusial ya, selain yang ada di Indonesia sendiri. Makanya terus kami terus berusaha memperbaiki performa kami, dan juga memastikan supply chain-nya itu terjamin,” katanya.
Biofarma Cari Tempat Buat Pabrik 100 Tahun Kedepan
Pabrik pembuatan vaksin milik Biofarma yang terletak di Pasteur, Bandung, Jawa Barat saat ini hanya dapat memproduksi sebanyak 3,1 miliar dosis. Soleh mengatakan dengan adanya kontrak triliunan yang diterima, Biofarma kini memiliki target untuk meningkatkan jumlah produksi vaksin untuk memenuhi kebutuhan dari 150 negara.
“Kapasitas kita itu sekarang 3,1 miliar dosis, yang tadi di Pasteur Bandung itu 3,1 miliar dosis. Dan kita akan tingkatkan beberapa kali lipat,” ujarnya.
Soleh mengatakan saat ini PT Biofarma yang dibantu oleh pemerintah sedang mencari lokasi baru untuk mendirikan pabrik baru untuk memproduksi lebih banyak vaksin demi memenuhi kebutuhan ekspor ke 150 negara. Pendirian pabrik baru tersebut juga akan digunakan dalam 100 tahun kedepan.
“Sekarang sedang kita cari, rekan dari pemerintah, untuk nyari satu tempat yang memang kita siapkan juga untuk 50-100 tahun ke depan” ucapnya.
“Nah, dengan seperti itu, kita punya fleksibilitas untuk menaikkan kapasitasnya bahkan sampai 5 kali lipat. Sehingga revenue-nya juga harapannya dari ekspor itu. Kita punya aspirasi internal untuk ekspor 10 tahun ke depan itu, bisa menaikkan kapasitasnya sampai 10 kali lipat juga” tambahnya.
Terkait dengan pencarian lokasi baru, Soleh mengaku pihaknya telah menemukan 3 opsi alternatif lokasi untuk pendirian pabrik produksi vaksin. Biofarma juga perlu mengkaji terkait dengan dampak lingkungan maupun dampak kepada masyarakat sekitar jika ingin membangun pabrik baru di lokasi baru.
“Ada 3 alternatif lokasi sekarang. Tapi untuk pemerintah-pemerintah itu kan harus dikaji dalam AMDAL-nya, ketersediaan air. Air itu yang dipastur, kita butuh 5 juta liter setahun, untuk kondisi vaksin. Jadi nanti kita sedang dianalisis ketersediaan air, maksimal semuanya. Energi hijau itu juga menjadi kunci ya,” ujarnya.
(fik/dhf)