Analis memproyeksikan adanya lebih banyak dukungan kebijakan untuk memastikan China mencapai target pertumbuhan ekonominya sekitar 5% tahun ini. Presiden Xi Jinping menekankan kembali pentingnya pencapaian tujuan ini menjelang pertemuan legislatif utama yang akan datang.
Indeks Bloomberg yang melacak pengembang properti yang terdaftar di bursa naik 0,74% pada pukul 9:45 pagi, Jumat.
Direktur IMF, Kristalina Georgieva, memperingatkan bahwa pertumbuhan tahunan China bisa turun menjadi "jauh di bawah" 4% di masa depan jika tidak ada reformasi untuk meningkatkan konsumsi domestik. Krisis properti yang berkepanjangan telah menghapus miliaran dolar dari kekayaan rumah tangga, memperburuk tekanan deflasi.
Pada akhir September, Guangzhou menjadi kota lapis-1 pertama yang menghapus semua pembatasan pembelian properti hunian. Kota-kota besar lainnya seperti Beijing, Shanghai, dan Shenzhen mulai mengizinkan lebih banyak pembelian di daerah pinggiran serta memberikan kelonggaran bagi penduduk untuk membeli rumah tambahan.
Bank sentral China atau People's Bank of China (PBOC) juga menyetujui refinancing sebesar US$5,3 triliun untuk KPR yang ada, memberikan bantuan keuangan kepada jutaan keluarga.
Para pengembang yang kekurangan uang tunai kini mengandalkan peningkatan penjualan untuk mendapatkan kembali keyakinan pemegang utang. China Vanke Co mencatat kerugian besar pada kuartal ketiga, dengan penjualan kontrak turun 35% selama sembilan bulan pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Country Garden Holdings Co baru-baru ini mendapat persetujuan dari pemegang obligasi untuk memperpanjang pembayaran obligasi domestik setelah gagal memperoleh dana yang cukup.
Di sisi lain, bank sentral China telah menyuntikkan US$70 miliar ke pasar uang bulan ini menggunakan instrumen kebijakan baru. Langkah ini diambil untuk mengurangi tekanan likuiditas dalam ekonomi yang masih rapuh dan mendorong bank untuk lebih aktif memberikan pinjaman.
(bbn)