Sebagai catatan, IPO Virgin Australia yang akan dilakukan kali ini bukanlah pencatatan saham perdana perusahaan tersebut untuk pertama kalinya. Perusahaan sebenarnya sudah pernah melantai di bursa sebelumnya, akan tetapi akibat pandemi COVID-19 kondisi keuangannya kacau sehingga harus didepak dari ASX.
Berdasarkan laporan keuangan yang diajukan oleh perusahaan ke Komisi Sekuritas dan Investasi Australia (ASIC), Virgin Australia mencatatkan kerugian operasional sebesar US$270,2 juta hingga 30 Juni 2022. Pada September 2022, Kepala Eksekutif ASIC Jayne Hrdlicka mengatakan bahwa kondisi keuangan maskapai penerbangan ini sudah jauh lebih baik dan layak untuk melantai di bursa.
Membaiknya kondisi keuangan Virgin Australia tidak terlepas dari booming-nya perjalanan, khususnya perjalanan wisata pascapandemi COVID-19. Pasar penerbangan internasional diprediksi akan meningkat pada 2023 dibandingkan dengan tahun – tahun selama masa pandemi virus Covid-19. Hal ini seiring dengan pelonggaran pembatasan perjalanan internasional yang dilakukan negara-negara di dunia, seperti China, Jepang, dan lainnya.
(rez/roy)