Rugi bersih sebelum pajak juga berada di kisaran Rp37,35 miliar, dengan torehan rugi bersih Rp28,65 miliar. Penambahan beban kerugian aktuaria Rp14,51 miliar membuat rugi komprehensif BPD Banten makin membesar hingga akhirnya mencatatkan nulai Rp40,52 miliar.
Rugi yang masih menghinggapi bank yang sempat dimiliki Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dengan nama Bank Pundi Indonesia itu, menambahkan panjang catatan buruk kinerja usaha sejak tahun 2014.
Total kewajiban BEKS masih tercatat Rp5,47 trilian, sedikit mengecil dibandingkan catatan sebelumnya, Rp5,58 triliun. Ekuitas perseroan hanya Rp1,61 triliun, mengecil dibandingkan posisi sebelumnya Rp1,64 triliun. Total aset BPD Banten ini pun berada di posisi Rp7.08 triliun, atau turun tipis 1,9%.
Kinerja BPD Banten sejak lama dinilai buruk, bahkan sejak masih berlabel Bank Pundi Indonesia. Bank ini masih berkutat pada kredit yang tidak berkualitas hingga memengaruhi keuangan. Kerugian pada delapan tahun lalu bahkan mencapai Rp414 miliar, dan berangsur-angsur berkurang seiring waktu berjalan.
Dalam laporan keuangan yang sama, per 31 Maret 2023 nilai kredit BEKS total bernilai Rp6,63 triliun, dengan raihan terbesar adalah carrying value Rp3,3 triliun dan kredit dengan tenor lebih dari satu tahun Rp3,12 miliar.
Untuk menyehatkan keuangan, BPD Banten menyatakan akan menggelar aksi korporasi rights issue atau penerbitan saham baru dengan nilai maksimal Rp1,5 triliun pada tahun ini.
(wep/dba)