Pada pembukaan pasar Asia pagi ini, beberapa mata uang masih tertekan seperti baht yang ambles 0,27%, dolar Singapura 0,07%, lalu dolar Hong Kong dan yuan offshore berubah sedikit 0,01%.

Ringgit masih menguat 0,30% bersama won Korsel 0,05%. Sedangkan yen Jepang, pagi ini terpantau sedikit tertekan 0,05%.

Lanskap ini memberikan sinyalemen, pergerakan rupiah spot hari ini kemungkinan masih akan terbatas setelah kemarin ditutup menguat tipis 0,02% di level Rp15.697/US$.

Inflasi Oktober

Hari ini, para pelaku pasar domestik akan menanti rilis data inflasi Oktober yang akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pukul 09:00 WIB.

Hasil konsensus pasar yang dihimpun oleh Bloomberg memperkirakan inflasi Oktober akan sebesar 0,03% month-on-month, mengakhiri periode lima bulan deflasi beruntun.

Inflasi tahunan Oktober diperkirakan sebesar 1,66%, jauh menurun dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 1,84% dan semakin jauh di bawah batas tengah target Bank Indonesia.

Inflasi yang semakin rendah seharusnya memberikan ruang bagi Bank Indonesia untuk memangkas lagi bunga acuan untuk memberikan stimulus pada pelemahan ekonomi sekian lama. Namun, bank sentral sepertinya masih akan memantau prospek kebijakan bunga global dan tren arus modal asing masuk ke pasar domestik.

Analisis teknikal

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi kembali melemah, dengan laju pelemahan terbatas di kisaran sempit menuju Rp15.700/US$ yang menjadi support pertama, lalu ke level Rp15.720/US$.

Apabila menembus dua support itu, rupiah berpotensi makin lemah ke kisaran Rp15.750/US$ sampai dengan Rp15.780/US$ sebagai support terkuat.

Jika nilai rupiah terjadi penguatan hari ini, resistance menarik dicermati pada trendline garis merah di kisaran Rp15.640/US$ dan selanjutnya di Rp15.600/US$.

Melihat tren jangka menengah (Mid-term), rupiah masih memiliki potensi penguatan optimis lanjutan ke resistance potensial ke level Rp15.550/US$.

(rui)